“Hai luka…. Silakan masuk, akan kubuatkan secangkir kopi untuk kita bercengkerama. Walau cuma mampir sebentar, tapi kamu bisa menghias jiwaku jadi lebih kuat, lebih indah, dan lebih terarah.”
Dan kemudian,
JUST LEFT IT GO! Biarkan yang tak baik berlalu dari hidup kita, karena yang terbaik tak akan melewatkanmu, right? Biarkan serpihan luka itu membuatmu lebih bermakna.
Kebahagiaan bukan bersumber dari orang yang kita cintai, bukan berasal dari berapa banyak harta yang kita miliki, dan bukan pula dari jabatan dalam pekerjaan. Semua itu hanyalah titipan Allah yang bisa Dia ambil sewaktu-waktu. Jika kita menggenggam semua itu terlalu kuat, maka semakin dalam sakit karena kehilangan.
Kebahagiaan ada di dalam hati kita, hati yang selalu terpaut pada Allah. Hati yang selalu bersyukur, bersabar, dan yakin bahwa segala ketentuan Allah adalah yang terbaik untuk kita.
“Nikmati” Rasa Sakitnya
Semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah, tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya. Daun yang jatuh sekalipun, Allah yang mengatur. Allah memberikan kita luka juga pasti ada tujuannya.
Alah ingin menunjukkan bahwa kita salah langkah. Allah ingin memperbaiki jalan hidup kita. Mungkin kamu bertanya, kenapa dengan cara yang menyakitkan? Jawabannya adalah agar kita lebih berani melangkah maju tanpa menengok ke belakang.
Bayangkan jika Allah tidak memberikan kita luka, mungkin kita tidak akan sadar, atau pura-pura tidak tahu bahwa kita berada di jalan yang salah.
Bangkitlah! Nikmati saja rasa sakitnya. Imbangi dengan evaluasi, perbaikan diri, dan pendekatan pada Allah. Sadarilah betapa Dia ingin menaikkan derajat kita.
Sama seperti saat kita belajar bersepeda. Bukankah kita harus merasakan perih karena terjatuh sebelum akhirnya bisa mengayuh dengan lancar? Seperti balita yang belajar berjalan, dia harus merasakan jatuh berkali-kali sebelum akhirnya bisa berlari.
Jadi, bersyukurlah karena ujian adalah tanda bahwa Allah menyayangi kita. Kita adalah hamba pilihan karena mendapat kesempatan untuk naik kelas. Naik kelas di hadapan manusia, dan juga di hadapan Allah. Insya Allah.
Hidup ini hanya sementara, semacam tempat singgah untuk melanjutkan perjalanan menuju kehidupan abadi. Segala kebahagiaan yang bersifat duniawi juga sementara, tidak akan kita bawa ke akhirat nanti. Begitu juga dengan luka yang kita rasakan, akan segera sirna.
Luka-luka, ujian, dan cobaan merupakan ladang pahala sekaligus penghapus dosa. Jika kita lolos melewati semua itu, berarti kita bisa naik kelas di mata Allah. Jadi, kenapa harus mengeluh? Bukankah semakin banyak luka, semakin bersih jiwa kita? Semakin banyak pula pahala sabar dan ikhlas yang kita dapat.
“Iya, tapi kan capek. Ujian datang silih berganti. Luka yang satu belum kering udah dateng luka lainnya.”
Hei, bukankah siang akan berganti malam dan hujan akan berganti terang? Begitu pula kepedihan, akan berganti dengan kebahagiaan. Demikianlah fitrah kehidupan. Semua terjadi secara berulang.
Jika kita sudah memahami fitrah ini, maka ujian demi ujian akan terasa lebih ringan. Selanjutnya, tinggal meningkatkan kemampuan kita dalam menyikapi dan memecahkan masalah. Terus berlatih mengendalikan diri, mengelola emosi, bersabar, dan berprasangka baik pada Allah. Semoga tulisan ini bisa menemani, bahkan membantu kamu menghadapi ujian-ujian tersebut.
Doa Bu Menik selalu bersama kalian ya! Ingat selalu bahwa seorang mukmin akan benar-benar beristirahat ketika di surga nanti. Karena di dunia ini kita harus perang melawan hawa nafsu yang tak pernah padam, juga setan yang terus berjuang mencari teman. Sementara iman manusia sifatnya fluktuatif, kadang kuat, kadang lemah.
Jadi, butuh perjuangan yang memang melelahkan. Tapi, harus kita nikmati ya, karena semua itu tidak akan sia-sia. Dan insya Allah hati pasti terasa tenang walau banyak persoalan.
Atau kamu mau nurut sama setan saja biar hidupnya bebas aturan? Nauzubillah.
Tips Menyikapi Perihnya Patah Hati
Berikut 5 tips mengobati perihnya patah hati. Check this out!
1. Ridho dengan segala ketentuan Allah.
“Boleh jadi kau membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kau menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kau tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Tetap tenang, stay cool. Kendalikan emosi.
Allah ‘menghancurkan’ apa yg sudah kita bangun selama ini? Jangan marah! Bisa jadi bangunan itulah yang akan menghancurkan hidup kita nanti. Karena itu, Allah menyelamatkan kita sebelum benar-benar hancur.
Allah tahu apa yang terbaik untuk kita, sedangkan kita tidak tahu apa-apa. Jadi, bersabarlah. Relakan hati kita remuk. Buanglah sumber energi negatif itu, meski kita begitu mencintainya. Lepaskan sumbatan yang membuat kita menjauh dari-Nya.
Kita harus selalu siap dengan semua ketentuan Allah. Tidak perlu mengeluh. Karena setiap ujian adalah cara Allah agar kita mendekat pada-Nya. Semua pasti berakhir indah asal kita ridho, ikhlas, introspeksi, bertaubat, senantiasa berbuat baik dan terus memperbaiki diri. Yakinlah, Allah sudah menyiapkan hadiah jika kita mampu melewati setiap ujian. Ingat, rencana Allah pasti lebih indah.
2. Jangan takut, Allah selalu bersama kita.
Ketika melihat seseorang terlihat ceria padahal punya masalah berat, kita bergumam, “Kenapa dia bisa se-kuat itu ya? Tersenyum saat hati terluka, bercanda saat jiwa merana, bernyanyi saat batin merintih?
Karena dia yakin Allah selalu bersamanya! Allah Yang Maha Kuat, Maha Kuasa. Selama ada Allah di hati, apa yang ada di dunia ini tidak akan mampu meruntuhkannya.
“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Jadi, buat apa takut? Semua yang terjadi adalah kehendak-Nya. Sangat penting untuk selalu berpikir positif karena Allah sesuai persangkaan hamba-Nya.
Gelisah, resah, ragu, itu wajar. Itu tanda kalo hati kita belum membatu. Apalagi kalau persoalan yang kita hadapi begitu rumit dan membawa perubahan besar dalam hidup.
Jika kemudian kita bingung harus bagaimana? Tenangkan hati, tenangkan pikiran, lalu berwudhu-lah. Bersujud, berdoa, memohon petunjuk pada Allah. Shalat istikharah, “Ya Allah, mohon bimbing hamba, tuntun hamba agar tetap berada di jalan-Mu yang lurus. Jangan biarkan hamba tersesat, salah langkah, lalu kemudian menyesal. Lindungilah hamba dari pengaruh setan dan jin jahat.”
Jika kita mendekat pada Allah, maka Allah akan lebih mendekati kita. Jiwa pun menjadi tenang ketika kita merasa dekat dengan-Nya.
Kesedihan itu tidak akan bertahan lama. Biarkan ia menghancurkan benih-benih kesombongan dalam jiwa. Setelah ini, hati kita jadi semakin bersinar.
Jangan bosan menunggu, jangan lelah bersabar, jangan letih berikhtiar. Karena saat itu, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang indah untuk kita.
3. Ucapkan, “Selamat tinggal masa lalu”.
Kenangan-kenangan itu memang manis. Wajar kalau sesekali terlintas di pikiran kita, tidak masalah. Biarkan saja dia pergi bersama waktu. Karena kalau kita sudah melewati masa-masa sulit ini, kita akan lupa rasa sakit yang pernah kita rasakan.
Gimana kalau yang melintas adalah goresan-goresan luka yang begitu menyayat hati? Sebuah tempat, lagu, dan hal-hal yang mengingatkan kita padanya. Lalu, luka yang mulai mengering kemudian menganga lagi.
Sabar ya, semua butuh proses, semua butuh waktu. Menangislah, tapi bukan karena seseorang itu, melainkan karena dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Jangan terus menyalahkan dia, tapi pikirkan dosa apa yang ingin dihapus oleh Allah dengan ujian ini.
Sibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat. Dan ingat, Allah-lah tujuan hidup kita. Ketika kita berharap pada Allah, maka Allah akan memberikan yang terbaik, dan Allah Maha Tahu yang terbaik. Jadi, tidak perlu ada keraguan sedikitpun. Sebaliknya, jangan berharap pada manusia, karena jika dia tidak sesuai dengan harapan kita, hati jadi merana.
Kalau kita melepaskan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
4. Perbaiki Diri, Bukan Balas Dendam
Seseorang yang kamu anggap spesial melukai hatimu? Hingga kamu tidak percaya dia bisa se-tega itu? Setelah kebaikan yang kamu berikan untuknya, pengorbanan yang kamu lakukan demi dia, segala bentuk perhatian dan kasih sayang yang kamu curahkan padanya? Lalu kamu jadi merasa tidak berharga di matanya?
Hei, ada hal-hal yang memang di luar kendali kita dan kita tidak perlu merisaukan hal itu. Kita merasa sudah melakukan yang terbaik, tapi masih saja ada yang kurang, itu wajar. Sifat manusia memang tidak bisa puas, pengen lebih, lebih, dan lebih. Karena itulah, kita harus pandai bersyukur.
Nggak usah nyesel atas apa yang sudah kita curahkan untuknya. Kebaikan-kebaikan itu nggak sia-sia kok, pasti akan membawa kebaikan dalam bentuk lain. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah. Allah Maha Tahu, Maha Adil.
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8)
Tapi, perlu juga kita evaluasi diri nih. Barangkali ada hal yang perlu kita perbaiki. Tetep harus berpikir objektif ya say. Seringkali orang lain lebih jeli melihat kekurangan kita dibanding diri kita sendiri ya kan?
Perlakuan menyakitkan itu membuat kita seperti terlahir kembali menjadi pribadi yang lebih tangguh, lebih berkarakter. Keyakinan bahwa Allah sayang sama kita, membuat kita selalu optimis dan memandang hidup dengan penuh keceriaan.
Sempat terpikir untuk balas dendam? Percayalah, itu tidak ada gunanya. Justru malah bikin masalah makin runyam, cuma buang-buang waktu dan bikin hati jadi tidak tenang.
Allah akan terus menguji kita sampai dosa kita habis. Mungkinkah dosa kita habis selama hidup di dunia ini? Tidak mungkin kan? Manusia tempatnya salah dan lupa. Tapi paling tidak, dosa kita tidak terlalu banyak saat bertemu dengan-Nya.
Jadi, daripada kita menumpahkan semua kesalahan pada si dia, mending kita introspeksi diri. Yakin bahwa Allah sedang menghapus dosa kita di masa lalu melalui dirinya. Jadi, ayo kita fokus pada perbaikan diri, bukan pembalasan dendam. Sekali lagi, Allah Maha Adil.
Ibarat menanam padi, maka kita juga akan memanen padi, bukan rumput. Maka, teruslah berbuat baik, ucapkan hanya kata-kata yang baik, dan pikirkan hal-hal baik. Insya Allah, semua itu akan membawa kita pada kebaikan.
Dan ingat, jangan mengharap balasan kebaikan dari manusia, karena kita akan mudah kecewa. Niatkan semua itu hanya karena Allah. Biarlah Allah yang akan membalas, entah itu kapan. Allah tahu waktu terbaik untuk mengabulkan doa-doa hambanya. Nggak ada yang sia-sia. Jika bukan di dunia, maka kita pasti akan mengecap buah dari kebaikan kita di akhirat.
5. Angkat kepala dan tataplah masa depan.
Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit. (Ali bin Abi Thalib R.A)
Kamu takut menghadapi masa depan, kemudian tidak berani melangkah maju? Lalu sampai kapan hidup dalam bayang-bayang masa lalu?
Memang terlalu pahit mengingat kenangan-kenangan indah itu. Impian yang sudah tersusun rapi kini hancur berantakan. Seakan tidak ada lagi sisa kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Justru ini saatnya kita mulai hidup baru yang lebih “fresh“. Ini saatnya kita susun masa depan yang lebih baik. Allah sudah berjanji akan memberikan hadiah terindah setelah masa-masa sulit ini mampu kita lewati dengan ikhlas loh, kamu percaya kan?
Jadi, angkat kepala dan tataplah ke depan! Hari yang indah sudah menanti. Tugas kita adalah terus berbuat baik, melakukan yang terbaik, sambil terus mendekatkan diri pada Allah Sang Maha Baik. Okey?!
Never Give Up!
Dalam bukunya yang berjudul “Never Give Up!”, Ayum Diago mengungkapkan 4 penyebab yang membuat kita menjadi “ambyar” 👇🏻
Seseorang menjadi sedih bukan karena dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Tetapi, karena dia belum yakin, Allah akan selalu memberikan apa yang ia butuhkan dan bukan apa yang ia inginkan.
Seseorang sangat kecewa bukan karena orang lain berperilaku seenaknya. Tetapi, karena ia terlalu bergantung pada manusia yang penuh dosa. Dia lupa, sebaik-baiknya harapan adalah pada Yang Mahakuasa.
Seseorang seringkali marah bukan karena ia sakit hati dengan apa yang ada di hadapannya. Tetapi karena ia belum tahu, apa pun yang terjadi dalam hidupnya adalah sesuatu yang akan membuatnya lebih mulia.
Seseorang mengeluh bukan karena ia letih dengan apa yang ia jalani. Tetapi karena ia belum bersyukur pada Yang Maha Kaya. Bahwa apa yang ada di dalam hidupnya adalah takaran yang pas untuk ia pertanggungjawabkan kelak.
Terkadang kita sedih bukan karena permasalahan hidup yang rumit. Tapi karena kita lupa, Allah tak akan pernah meninggalkan kita.
Kita lupa, Allah akan selalu memberi kemudahan setelah kesulitan, dan kita belum menyadari, apa pun yang terjadi dalam hidup adalah yang paling baik yang Allah titipkan kepada kita.
Halaman 59
Move On Yuk?
Allah mampu menganugerahkan cinta di hati kita untuk seseorang, maka Dia juga mampu menghapus rasa cinta itu. Semua sangat mudah bagi Allah. Jika Allah sudah berkehendak, maka terjadilah sesuatu yang dikehendaki-Nya
Lapangkanlah hati dalam menjalani hidup. Jangan biarkan satu orang menghancurkan hidup kita. Karena masih banyak yang menyayangi kita, yang ingin kita bahagia. Jadi, ayo bahagiakan diri agar kita bisa membahagiakan orang lain.
Sulit rasanya membuat mereka bahagia, kalo kita sendiri tidak bahagia kan? Lagipula kita akan merasakan kebahagiaan lebih dari yang kita berikan untuk orang lain.
Persembahan
Tulisan ini saya persembahkan untuk semua generasi muda penerus bangsa yang sedang terjangkit virus merah jambu, terutama yang pernah PATAH HATI atau lebih populer dengan istilah AMBYAR 💪
Ingatlah selalu bahwa kita tidak sendiri, ada Allah dengan segala Kemahaan-Nya, dan juga ada tulisan ini sebagai terapi perihnya luka yang kita rasa 😉
Keep happy! 😃
Maaf Bu, mau minta saran bagaimana menyikapi jika seseorang teringat masa lalunya yang trauma dan selalu memikirkannya?
Menurut saya, langsung memperbanyak ibadah, membaca istighfar, dan sangat penting untuk melakukan liburan untuk me-refresh pikiran dan tubuh kita.
Menurut saya, cobalah ungkapkan kepada seseorang yang kita percayai supaya bisa membantu mengatasi trauma yang kita alami. Selain itu, lakukan sesuatu yang membuat kita merasa tenang, misalnya selalu mengingat Allah SWT.
Saran saya, mencari kegiatan yang positif seperti memperbanyak ibadah dan belajar agar pikiran kita dapat teralihkan, serta menjadikannya sebagai pembelajaran agar tidak terulang kembali.
Namun, tidak semua orang dengan mudah menghadapi segala permasalahan hidupnya, ada sebagian orang yang berlebihan dalam memikirkan sesuatu dan membuatnya merasa tertekan. Lalu bagaimana cara supaya orang tersebut tidak terlalu memikirkannya? Atau bagaimana caranya agar dapat melupakan permasalahan walau hanya sebentar? Karna bila berlanjut, psikis orang tersebut dapat terganggu.
Menurut saya, dengan mengisi waktu luang, memperbanyak ibadah, atau hal yang bermanfaat lainnya. Jika seseorang sibuk atau bahagia, maka kesedihannya tidak akan terasa.
Menurut pendapat saya, jika seseorang larut dalam kesedihan, maka orang itu hanya fokus memikirkan hal itu saja tanpa melalukan hal yang lain. Mungkin kita bisa melakukan hal yang membuat diri kita sibuk dengan hal yang positif, contohnya berjualan online, belajar online, melakukan hobi, dan lain lain.
Mengapa seseorang itu bisa kembali ke masa lalunya (mantan), sedangkan alangkah lebih baiknya masa lalu harus dilupakan atau ditinggalkan?
Tidak semua masa lalu harus dilupakan, ada sebagian orang yang lebih memilih damai dari masa lalunya dan ada juga yang bahkan kembali. Namun, mereka dapat belajar atau mengevaluasi kesalahan di masa lalu dan dapat memperbaikinya. Semua itu tergantung cara setiap orang menghadapi masa lalu masing-masing.
Karena dengan masa lalu, kita bisa belajar dari kesalahan sebelumnya, dan merubah keadaan menjadi lebih baik.
Apa yang menarik dari masa lalu?
Itu jawabannya Mba Umu, gimana Pak Guru keren dari Banyuwangi? Masih ada yang mau ditanyakan?
Masa lalu mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala hal yang akan dilakukan. Masa lalu juga mengajarkan kita untuk ikhlas terhadap suatu hal yang telah kita lakukan.
Masalalu mengajarkan kita untuk belajar dari kesalahan yang kita buat agar ke depannya kita tidak melakukannya lagi dan bangkit dari keterpurukan.
Bagaimana caranya menghadapi situasi di mana kita merasa putus asa dan merasa dunia tidak adil kepada kita?
Menurut saya dengan cara memperbanyak ibadah, ikhlas,dan ikhtiar bahwa setiap hal yang kita hadapi adalah atas kehendak Allah SWT sehingga kita harus menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Dengan kegagalan yang kita hadapi seharusnya menjadikan motivasi bagi kita untuk bangkit lagi bukan menjadikan kita putus asa.
Bagaimana solusinya jika kita udah melakukan suatu kegiatan tetapi masih teringat dengan masa lalu? Atau saat kita sedang melakukan suatu kegiatan kita sudah lupa, tapi waktu sedang sendiri atau sudah selesai melakukan suatu kegiatan, kita kembali teringat, bagaimana solusinya?
Saya mau bertanya, gimana caranya/saran supaya kita tidak iri atau dengki dengan sodara kandung kita sendiri?
Menurut saya dengan menerapkan istilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna karena setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing masing.
Saran saya supaya tidak mengingat masa lalu yang pernah dialami dan mungkin menyakitkan, sebaiknya jika mengingatnya langsung ingatkan saja apa yang paling berharga di masa itu. Jadi, kita bisa melupakannya perlahan-lahan
Bagaimana caranya agar kita menghindari sifat iri/dengki kepada sahabat sendiri?
Caranya kita harus tetap optimis terhadap diri kita sendiri. Lagipula di dunia ini tidak ada yang sempurna karena di mata Allah semuanya itu sama. Jadi, kenapa kita harus iri dengan sahabat sendiri, seharusnya kita itu saling melengkapi karena setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing masing.
Hargai diri sendiri. Setiap manusia itu punya kelebihan dan kekurangan masing masing. Mempunyai sahabat haruslah saling melengkapi bukan merasa iri satu sama lain.
Mantaappp… Keren Bu Menik 😍
Jadi apapun yang sudah terjadi pada diri kita pasti selalu ada hikmahnya. Perihnya luka hati hanya diri sendiri yang bisa menyembuhkannya, dan tentu selalu ada campur tangan Allah di setiap tahapannya. Kunci utama untuk “sembuh” dari luka hati, menurut saya adalah “berdamai dengan diri sendiri”. Berdamai. Terima walopun sulit. Dekati Allah. Ketika kita diuji, sebenarnya ketika itu juga Allah sedang rindu dengan kita. Rindu supaya kita lebih mendekat dan lebih mengingatNya. Jadi, tak perlu khawatir… Allah justru sedang menarik kita dari jalan yang kurang tepat. Allah ingin kita menjadi yang lebih baik. Waktu yang akan membayar semua prosesnya. Waktu yang sudah Allah tentukan kapan semua akan terjawab. Percayalah, kesabaran akan berakhir kebahagiaan. ✨
Iya bener banget Bu Guru cantiiik 😘 Akan ada pelangi setelah hujan, tentu kalo kita bersabar & tawakal sama Allah, dan juga tetap berprasangka baik pada-Nya.
Semoga anak-anak kita tetap semangat belajar walaupun pernah patah hatinya ya Bu Sovi ❤️
SEMANGAT utk kita semua 💪
Apa yang bisa kita pelajari dari patah hati dan masa lalu yang telah kita dihadapi?
Kita harus lebih mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Karena patah hati memang tidak pernah mudah bagi siapapun yang sedang mengalaminya. Namun percayalah, di setiap kejadian buruk yang terjadi dalam hidup kita selalu ada hikmah yang bisa kita petik dan kita jadikan pelajaran untuk bangkit menjalani lembar baru dalam hidup.
Mungkin dari situ kita bisa menghindari perilaku si mantan yang menyakiti hati kita, jadi kita tidak melakukan hal yang membuat orang lain sakit hati. Karena orang paling buruk sekalipun, pasti memberi kita pelajaran untuk tidak melakukan hal yang sama.
Bagaimana tanggapan kamu, ketika ada seseorang yang suka insecure dengen dirinya sendiri?
Sebenarnya yang membuat insecure adalah rasa iri kita terhadap apa yang kita lihat dan kita merasa tidak yakin untuk bisa seperti itu. Agar kita tidak merasa insecure kita berdoa dan berusaha memperbaiki diri kita menjadi yang lebih baik serta memantaskan diri .
Bagaimana cara menghadapi rasa kecewa yang pernah dialami? Dan bagaimana solusinya supaya kita tidak merasakan kecewa yang berlarut larut?
Menurut saya kecewa itu bukan berasal dari orang lain, melainkan dari ekspektasi yang terlalu tinggi. Jadi, jangan berharap berlebih apa lagi kepada orang lain.
Apa yang harus dilakukan jika ada seseorang yang merasakan rasa kecewa yang berat sehingga itu mengubah jati dirinya sendiri?
Seseorang mencoba melakukan suatu hal, tetapi ia mengalami kegagalan. Dan ketika ia ingin bangkit, rasa putus asa selalu menjadi penghalang. Bagaimana cara supaya kita percaya bahwa kita pasti bisa untuk bangkit dan rasa putus asa itu tidak menjadi penghalang?
Kadang kita sudah bisa mengiklaskan masa lalu, tetapi ada kalanya kita sedang sendirian dan merenung entah kenapa masa lalu itu terlintas kembali dalam pikiran kita dan membuat kita teringat kembali. Padahal di hati sudah mengikhlaskan, tapi kenapa pada saat merenung masa lalu itu terlintas lagi?
Bagaimana cara mengatasi rasa sedih yang berkepanjangan/berlarut-larut?
Sedihnya karena apa Mutia?
Menurut saya, dengan memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, yakin kesedihan akan segera sirna dan berubah menjadi kebahagiaan, percayakan semua kepada Allah Maha Segalanya, dan selalu yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Apa yang harus kita lakukan jika kita melihat orang yang masih belum bisa move on/mengikhlaskan masa lalunya?
Terkadang seseorang berkumpul dan
berbincang suatu hal tapi mereka juga tidak sadar apa yang mereka ucapkan dapat melukai hati seseorang yang membuat dirinya diam dan memikirkan hal tersebut. Jika dipikirkan kembali, kita tidak perlu mendengarkan perkataan negatif dari seseorang, tapi tidak semua orang dapat menerimanya bahkan ada yang terbawa perasaan dan membuat dirinya itu bersedih. Bagaimana caranya agar kita tidak terbawa perasaan dengan apa yang mereka ucapkan kepada kita meski ucapan mereka negatif?
Setuju sekali Bu Guru BDP dari SMKN 1 Bawang, kita sendiri yang mengendalikan hidup kita, bukan orang lain. Walaupun seseorang menyakiti kita, tapi jika kita tidak mengizinkannya, maka kita tidak akan merasakan kesedihan yang berlarut-larut.
Bagaimana cara supaya kita bisa merubah cara pandang kita kepada seseorang, agar tidak langsung berpikir negatif?
Supaya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami overthinking?
Saya mau bertanya Bu, bagaimana caranya agar rasa sakit hati dapat terkontrol?
Menahan rasa sakit hati dengan tersenyum dan bersabar dibarengi doa agar kondisi hati dan pikiran menjadi adem dan nyaman.
Bersikaplah dewasa jangan membenci.
Jadikan itu sebagai motivasi dan tantangan untuk meraih mimpi, tunjukan kepada mereka kalau kamu bisa meraihnya. Tekadkan hati dan terus optimis.
Cara mengatasi ambyar bagaimana Bu?
Kenapa menangisnya sampe lelah Rizki?
Dengan memperbanyak membaca istighfar.
Beri mereka bukti bahwa kita bisa melakukan suatu hal lebih baik dari yang mereka banggakan. Selalu berfikir positif ambil itu sebagai pancingan supaya kita bisa melakukan yang lebih baik. Jika keluargamu tidak mendukung, maka masih ada orang lain yang siap mendukungmu, misalnya sahabat. Yakinkan dirimu sendiri jika kamu mampu dengan pilihanmu tanpa perlu dukungan orang lain. Berfikirlan konsisten jangan pantang menyerah, tunjukan bahwa kamu bisa.
Apa yang kita lakukan ketika mereka membenci kita?
Biarkan saja,doakan yang terbaik untuk dia yang membenci kita.
Sesulit dan sepahit apapun kehidupan akan ada rasa manis yang bisa kita rasakan, jadi tetap semangat.
Bu saya mau bertanya, bagaimana sikap dewasa kita dalam menghadapi seseorang yang egois, dan bagaimana cara kita untuk merubah sikap negatif kepada seseorang agar selalu bersikap positif?
Bagamaina cara menyikapi dan memecahkan masalah yang baik?
Selalu bersikap optimis dan tawakal dalam menghadapi segala permasalahan yang datang pada diri kita. Percayalah Allah SWT selalu memberikan jalan yang terbaik bagi kita semua. Semangat!!
Janganlah menatap masa lalu dengan berduka, ia tak akan kembali lagi.
Hadapilah masa sekarang dengan bijaksana dan sambutlah bayangan masa depan dengan tanpa keraguan dan dengan disertai keteguhan hati.
Dan juga rasa sakit membuatmu lebih kuat, air mata membuatmu lebih berani, dan pengalaman pahit membuatmu lebih bijak.
Jadi, berterimakasihlah pada masa lalumu, untuk masa depan yang lebih baik. :-):-):-) Semangattt 🔥
“Berbahagialah dengan apa yang kamu miliki. Bersemangatlah dengan apa yang kamu inginkan.”
Strong 💪
Hidup ini ditentukan oleh keputusanmu. Jika kamu menginginkan hasil yang berbeda, maka buatlah keputusan yang berbeda.
Jadi, lakukan hal yang membuatmu bahagia dan berada di sekitar orang yang membuatmu tersenyum.
Allah itu cuma ngasih apa yang kita butuhkan,bukan apa yang kita inginkan. Kalo kita dapat lebih dari apa yang kita butuhkan, hanya ada 2 kemungkinan yaitu bonus dari amal baikmu atau itu adalah ujian untukmu.
Allah itu cuma ngasih apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Ayolah, jangan terlalu larut dalam kesedihan, masih banyak orang di luar sana yang ingin melihatmu tersenyum.
Jangan hanya karena dia tidak peduli padamu, kau terlalu membiarkan dirimu rapuh.
Ingat, yang pergi akan terganti, dan percayalah, janji Tuhan itu pasti.
Ayo semangat, ngapain si sedih mulu ayo berdiri dan kejar kesuksesanmu untuk mereka yang mengharapkanmu sukses dimasa depan 🙂
Hal terbaik yang akan kamu lakukan adalah belajar berhenti memikirkan orang-orang yang baik-baik saja ketika meninggalkanmu.
Bagaimana caranya membedakan seseorang yang pura-pura baik-baik saja dengan orang yang memang baik-baik saja? 🙄