2. Produk Industri

Produk industri adalah produk yang dibeli untuk diproses lebih lanjut lagi bagi kepentingan industri. Konsumen produk industri adalah perusahaan atau organisasi. Ada lima golongan produk industri, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan Baku

Bahan baku yaitu bahan pokok untuk membuat produk lain, misalnya jerami untuk membuat kertas, karet untuk membuat ban, dan kapas untuk membuat benang.

b. Produk Setengah Jadi

Produk setengah jadi yaitu produk yang sudah dalam proses produksi dan digunakan untuk melengkapi produk akhir. Contoh: benang untuk membuat tekstil, kertas untuk membuat buku, kain untuk membuat baju, serta plastik untuk membuat jok mobil.

c. Perlengkapan Operasional

Perlengkapan operasional yaitu produk yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi ataupun kegiatan lain dalam perusahaan. Perbekalan yang dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama juga dapat dimasukkan dalam kategori ini. Contoh: meja, kursi, lemari arsip di ruang kerja, dan minyak pelumas untuk mesin.

d. Instalasi

Instalansi yaitu alat produksi utama dalam pabrik/perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu relatif lama guna memproduksi suatu produk. Contoh: mesin cetak pada sebuah perusahaan percetakan, mesin penggilingan padi, dan mesin bubut.

e. Peralatan Ekstra

Peralatan ekstra yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Contoh: forklift dalam sebuah pabrik, gerobak, dan truk.

C. Standard Penyusunan SOP (Standard Operating Procedure)/POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan Produk

1. Pengertian dan Fungsi SOP/POS

Penataan produk yang terdapat di supermarket harus mengikuti Standard Operating Procedure (SOP). SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar) untuk menarik perhatian konsumen ketika membeli produk. Keberadaan SOP sangat penting bagi operasional suatu perusahaan. Dengan adanya SOP, perusahaan dapat mengantisipasi berbagai situasi yang dapat terjadi dalam menjalankan bisnis.

SOP ini disusun sejak mendirikan perusahaan. Pada tahap awal, SOP terlihat sederhana. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan dalam menjalankan bisnis, pihak perusahaan akan semakin memperbaiki kelengkapan SOP.

SOP akan memberi arah bagi staf perusahaan dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan kejelasan ruang lingkup, maka job description akan jelas. Hal ini dapat mengantisipasi adanya pekerjaan yang sama dilakukan oleh beberapa orang. Dengan demikian, kinerja staf perusahaan akan terjaga dengan baik dan efektif.

Sesuai dengan perkembangan perusahaan, kompleksitas usaha, serta dinamika yang ada, peran SOP semakin dibutuhkan dalam perusahaan. Hal ini akan menjadi pedoman dalam melakukan proses pekerjaan. Apabila tidak ada pedoman yang baku akan menimbulkan kebingungan di antara karyawan. Banyak permasalahan yang akan timbul, misalnya tahapan atau langkah-langkah seharusnya suatu proses pekerjaan dilakukan, personel yang harus mengerjakannya, personel yang memberi persetujuan, dokumen yang harus disiapkan, dan berbagai permasalahan lainnya yang secara keseluruhan dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi pekerjaan.

Berikut ini merupakan fungsi Standard Operating Procedure (SOP)/Prosedur Operasi Standar (POS) secara spesifik.

a. Memperlancar tugas karyawan atau tim unit kerja.

b. Sebagai dasar hukum jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian.

c. Mengetahui adanya hambatan dalam suatu proses kerja.

d. Menjadi pedoman cara menata produk yang sesuai dengan standar perusahaan.

2. Standar Penyusunan SOP/POS di Supermarket

SOP manajemen retail yang biasa digunakan oleh perusahaan retail antara lain sebagai berikut.

a. SOP Proses Pengadaan Barang

Adanya kesediaan dan stok yang lengkap menjadi salah satu keunggulan bersaing dalam usaha retail. Oleh karena itu, kelengkapan produk dapat menjadi salah satu pilihan penting bagi konsumen atau pembeli untuk menjadi pelanggan. SOP (Standard Operating Procedure) yang harus ditetapkan dalam usaha retail adalah proses identifikasi kebutuhan barang yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian, proses pengadaan stok barang, serta pemeriksaan waktu atau tanggal kedaluwarsa barang.

b. SOP Pelayanan

SOP pelayanan mengatur sikap dan perilaku seorang staf dalam melayani pelanggan. Bagi karyawan baru yang tidak mengerti dan belum paham dunia usaha, maka SOP pelayanan sangat penting untuk dibentuk.

c. SOP Persediaan

Sistem persediaan barang dapat dibagi menjadi dua, yaitu persediaan untuk swalayan dan nonswalayan. Bisnis retail dengan sistem persediaan swalayan artinya menetapkan proses penggabungan stok barang ke area pelayanan. Sistem ini dapat mendorong peningkatan penjualan, namun juga dapat berisiko adanya kehilangan barang. Sementara itu, sistem persediaan pada nonswalayan cenderung memiliki risiko yang rendah. Akan tetapi, harus memperhatikan penataan secara tepat agar dapat menarik pelanggan.

d. SOP Finance Accounting

Kondisi manajemen retail yang terjadi secara cepat mengharuskan pemilik melakukan proses pembaruan harga secara tepat dan akurat. Dalam proses penyusunan SOP finance accounting, pihak manajemen memperhatikan status laporan pembelian dan penjualan barang secara akurat. Selain itu, mereka juga melakukan survei harga untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan bukanlah harga yang tinggi. Apabila hal ini terjadi dapat berisiko beralihnya bisnis atau juga harga yang terlalu rendah, sehingga sulit untuk membeli kembali barang untuk dijual.

3. Melakukan Pelabelan Produk

Sebelum dipajang, biasanya produk terlebih dahulu diberi label. Namun, suatu produk boleh saja tidak diberi label, asalkan sudah memiliki barcode. Label produk harus memuat tanggal penerimaan produk (receiving), kode produk, kode supplier, barcode, harga produk, serta informasi yang sesuai dengan merek, tipe, dan ukuran produk tersebut.

Saat berbelanja di supermarket, konsumen sering menjumpai label harga pada rak toko. Label yang dicantumkan pada rak display inilah yang disebut dengan price card/price label (label harga). Pada price card, biasanya barcode atau code barcode juga dicantumkan.

Ketentuan yang harus diperhatikan pada pelabelan produk, antara lain sebagai berikut.

a. Price card tidak boleh rusak.

b. Price card harus sesuai dengan produk yang dipajang.

c. Price card harus diletakkan tepat di depan fisik produk tersebut.

d. Semua produk yang dipajang memiliki price card dengan memperhatikan hal-hal berikut, yaitu:

1) Bagi produk yang dilabel langsung di produknya, dus tidak diberi label. Pada shelving, dipasang POP yang berisi keterangan merek, jenis, serta harga produk tersebut.

2) Setiap produk yang dipajang harus sudah diberi label harga.

e. Price card ditempel rapi di tempatnya, tidak menutupi produk dan hal-hal penting yang ada di produk tersebut, tidak boleh miring, serta bagi produk yang sama label harganya, label ditempelkan pada tempat yang sama.

4. Langkah-langkah Melakukan Penataan Produk

a. Isi Bagian Depan (Etalase) Toko Terlebih Dahulu

Calon pembeli akan lebih tertarik jika melihat toko yang produknya banyak dan kelihatan penuh karena mereka akan dapat lebih leluasa untuk memilih produk yang mereka inginkan.

b. Perhatikan Warna Produk

Produk dengan warna yang cerah hendaknya ditempatkan di bagian yang paling mudah dilihat oleh pengunjung toko. Selain itu, warna cerah yang diletakkan bersebelahan dengan warna cerah lainnya akan memberi kesan segar dan menarik. Contoh: memadukan warna kuning, oranye, dan merah, sehingga perhatian dari pengunjung toko akan lebih cepat didapatkan.

c. Desain Menarik Sebagai Jangkar

Produk yang tidak atau kurang terkenal, tetapi memiliki desain atau model yang sangat menarik dan inovatif dapat diletakkan berdekatan dengan produk terkenal yang justru didesain dengan biasa saja. Ini adalah strategi dengan menggunakan desain yang menarik sebagai jangkar atau penarik yang disandingkan dengan produk yang sudah terkenal. Harapannya, pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya karena dua alasan, yaitu desain menarik dan merek terkenal.

d. Produk Laris di Bawah

Pada toko ritel, produk yang laris diletakkan di bawah. Hal ini dilakukan karena produk tersebut akan tetap dicari oleh konsumen, tidak peduli di mana produk tersebut diletakkan. Konsumen sudah hafal dengan bentuk produk tersebut, sehingga mudah ditemukan. Sementara itu, produk yang kurang terkenal dapat diletakkan sejajar dengan pandangan mata pengunjung.

e. Kemasan Besar di Kanan

Produk dengan kemasan besar biasanya diletakkan di sebelah kanan. Hal ini dilakukan karena kebiasaan manusia menggunakan tangan kanan, sehingga kemungkinan terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin tinggi.

f. Pengelompokkan Produk

Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada tempat yang berdekatan. Tempatkan juga produk pelengkapnya berdekatan. Hal ini dilakukan untuk membantu mengingatkan pengunjung akan kebutuhannya.

g. Tempatkkan Produk Impulsif di Kasir

Kebiasaan pengunjung saat antre di kasir adalah memperhatikan sekelilingnya. Tempatkan beberapa produk yang unik dan menarik di area kasir. Hal ini dapat mengingatkan pengunjung akan kebutuhannya dan juga menarik pengunjung untuk membeli jika harga produk tersebut terjangkau.

D. Penataan Produk di Supermarket

1. Penataan Produk food (makanan), nonfood (bukan makanan), household (keperluan rumah tangga), toys (mainan), dan stationery (alat tulis) di supermarket.

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan produk food (makanan), nonfood (bukan makanan), household (keperluan rumah tangga), toys (mainan), dan stationery (alat tulis) di supermarket.

a. Produk yang dipajang pada gondola harus terisi penuh. Jika stock produk tinggal sedikit, sebaiknya produk ditata merapat pada bagian depan rak. Hal ini bertujuan menghindari kesan produk tinggal sedikit.

b. Produk dan merek tertentu yang perputarannya cepat (produk fast moving) sebaiknya dipajang lebih banyak. Sementara itu, untuk produk perputarannya lambat (produk slow moving), jumlah produk yang dipajang lebih sedikit. Penempatan produk fast moving sebaiknya berada pada bagian depan yang mudah dilihat oleh konsumen.

c. Apabila produk ditata pada rak susun yang sasaran konsumennya adalah orang dewasa dan remaja, produk dengan kemasan paling kecil diletakkan pada rak atas dan kemasan paling besar diletakkan pada rak paling bawah. Contoh produk dengan sasaran konsumen dewasa dan remaja adalah makanan dan minuman (saus, kecap, minyak goreng, air mineral, minuman kaleng, dan mie instan). Ilustrasi contoh penataan produknya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada rak susun 4, kemasan 250 gram diletakkan paling atas, 400 gram di bawahnya, 750 gram di bawah 400 gram, dan kemasan 1 kg berada pada rak paling bawah.

Ilustrasi contoh penataan produk 👆

d. Label harga dan informasi produk bertujuan menyampaikan informasi harga dan produk kepada konsumen. Label harga diletakkan pada shelving tepat di bawah tiap-tiap produk.

e. Dalam penataan produk (display) pada rak, produk ditata dari kiri ke kanan secara urut, mulai dari ukuran kecil ke besar.

f. Pengelompokkan produk (grouping). Jumlah produk yang ditata pada rak disesuaikan dengan daya jual produk (produk dengan konsumen menengah ke atas, dipajang dalam jumlah terbatas dan diletakkan di showcase), luas area penjualan, dan ukuran rak yang digunakan untuk memajang. Di hypermarket, biasanya satu gondola digunakan untuk memajang satu merek produk saja. Tetapi di supermarket, satu rak dapat digunakan untuk memajang lebih dari satu merek produk. Bahkan, ada juga yang dalam satu rak (shelving) terdapat lebih dari dua macam merek dengan jenis produk yang sama.

g. Memerhatikan bentuk, jenis, dan komposisi warna kemasan (contoh, kemasan botol, kardus, dll).

h. Pemajangan suatu produk semestinya juga memperhatikan tanggal masuk produk tersebut. Hal ini bertujuan menghindari produk yang kedaluwarsa (expired), tetapi masih dijual/dipajang. Dengan menggunakan metode First Expired Date First Out (FEFO), yaitu produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih dekat dipajang pada rak (shelving) bagian depan dan semakin ke belakang untuk produk yang masa kedaluwarsanya semakin lama. Hal ini karena konsumen biasanya mengambil produk di bagian paling depan terlebih dahulu.

i. Produk yang ditata harus dilengkapi dengan price card yang berisi informasi lengkap mengenai produk, seperti nama produk, kode produk, kode supplier/pemasok, harga jual, nomor rak, jumlah minimum stock, dan lain-lain.

2. Penataan produk kosmetik yang berada di area khusus (counter kosmetik).

Penataan produk kosmetik dapat berdampingan dengan produk yang masih berkaitan, seperti produk perawatan tubuh (masker, lulur, hand and body lotion, pembersih muka, parfum, dan sejenisnya). Produk ini ditata menggunakan gondola dan rak. SOP/POS penataan produk kosmetik dengan menggunakan gondola sama dengan penataan produk non-food lainnya.

Produk kosmetik dapat juga dipajang pada satu area khusus, yaitu counter kosmetik. Media dan alat yang biasa digunakan untuk penataannya adalah lemari showcase, palet media make-up, cermin, kuas, dan tisu. Counter bisa menyediakan tempat demo make-up dan ruang facial.

Prosedur SOP/POS penataan produk kosmetik yang berada di area khusus dapat berupa:

a. Produk dikelompokkan berdasarkan mereknya (brand).

b. Kelompok brand yang cukup terkenal dapat diletakkan di depan dan dekat dengan pintu keluar masuk pengunjung (entrance gate), sedangkan yang lainnya agak ke dalam.

c. Produk ditata di showcase palet berdasarkan spesifikasinya.

d. Koleksi yang sering dicari konsumen dan paling laku diletakkan paling atas atau di depan.

e. Media untuk demo make-up tersedia.

f. Kondisi area harus rapi, bersih, dan berkesan mewah (high class).

g. Adanya karyawan (sales promotion girl) yang bertugas menjaga display produk dan memberi informasi bagi pengunjung yang menanyakan hal-hal terkait produk.

E. Penataan Produk Fresh

POS/SOP penataan produk segar tidak jauh berbeda dengan penataan produk supermarket pada umumnya dan fashion. Perbedaannya hanya tertelak pada penggunaan tempat pemajangan produk dan tindakan yang harus dilakukan agar produk tetap segar.

1. Penataan produk sayuran.

a. Kualitas sayuran dapat dilihat dari kesegaran, ikatan ukuran dan jenis, bentuk, serta warnanya. Khusus untuk sayuran daun, ketika warna mulai berubah menjadi kekuningan, itu berarti sayuran tersebut sudah tidak layak untuk dijual.

b. Produk sayuran dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu daun, buah, bunga umbi, atau akar. Pengelompokkan sayuran ini diperlukan karena ada perbedaan tempat untuk produk-produk tersebut. Sayuran berupa buah, bunga, dan akar harus dipajang pada showcase agar lebih tahan lama dan tetap segar. Sebelum dipajang, sayuran berupa bunga dikemas dalam styrofoam yang diberi plastic wrap. Sementara itu, kentang dan bawang bombay harus dipajang pada tempat dengan suhu ruangan yang sesuai. Sayuran umbi dipajang pada alat pajang yang terbuat dari kayu yang biasanya dibentuk kotak atau persegi. Sebelum dipajang, sayuran umbi yang dijual per pack harus dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan plastik atau kemasan yang terbuat dari bahan jala.

c. Arus perputaran pemajangan adalah First in First Out (FIFO), yaitu produk yang masuk pertama dipajang terlebih dahulu agar terjual lebih dulu.

d. Label dan POP (Point of Purcahes) harus terpasang.

2. Penataan produk buah-buahan.

a. Buah yang dipajang harus berkualitas. Kualitas ditentukan dari tingkat kesegaran, keseragaman ukuran buah, serta kondisinya (tidak cacat dan tidak busuk).

b. Warna harus seimbang. Buah yang dipajang harus dikelompokkan berdasarkan warna agar terlihat seimbang.

c. Buah yang dipajang adalah buah yang datang terlebih dahulu agar produk stok awal segera terjual. Metode First In First Out (FIFO) berlaku.

d. Buah yang dikemas menggunakan styrofoam tidak perlu dipasangi POP (Point of Purchase), tetapi setiap kemasannya harus dipasangi label yang berisi informasi nama, berat, dan harga buah tersebut.

e. Buah yang dipajang pada bins dibedakan antara buah lokal dan impor.

f. Buah yang dikemas dipajang pada showcase.

3. Penataan produk daging, ayam, dan ikan.

a. Daging sapi.

1) Daging yang dipajang harus berkualitas, yaitu daging segar dengan warna merah muda (bukan merah tua).

2) Daging dipajang sesuai dengan kelompoknya, dipisahkan dari bahan mentah dan hasil olahan.

3) Daging segar dikemas menggunakan styrofoam dan diberi label yang berisi nama daging, berat, dan harganya. Daging segar dapat berupa daging utuh dan daging giling. Daging segar dapat juga dipajang dengan wadah nampan tanpa dikemas dengan styrofoam, yang bertujuan memudahkan konsumen untuk memilih potongan daging yang dilusinkan.

4) Daging yang dijual di supermarket umumnya berupa daging segar dan daging beku. Daging segar dipajang pada showcase dan daging beku dipajang pada frozen island. Suhu showcase diatur sekitar 16-20 derajat celcius dan frozen island 0-2 derajat celcius.

5) Potongan daging yang berlemak diletakkan di sebelah atas.

6) Menggunakan nampan bersih dan kering untuk peralatan display.

b. Ayam.

1) Daging ayam dapat dikemas utuh atau per bagian, misalnya paha, dada, atau ceker. Bisa juga berupa daging ayam giling.

2) Daging ayam dikemas dengan menggunakan styrofoam dan plastic wrap. Setiap kemasannya diberi label yang berisi nama, berat, dan harganya.

3) Produk olahan ayam juga tersedia.

c. Ikan.

1) Ikan basah dipajang di atas es serut dan dilengkapi dengan lemon dan jeruk nipis.

2) Tersedia aquarium berisi ikan yang dijual dalam keadaan hidup, seperti gurame, lele, dan lain-lain.

3) Di tempat pajangan ikan disediakan mangkuk yang berisi air dan potongan es jeruk nipis untuk cuci tangan konsumen.

4) Produk olahan ikan diletakkan di tempat khusus yang dekat dengan ikan segar.

5) Mencantumkan POP (Point of Purchase).

6) Tersedia tempat khusus untuk mengemas dan membersihkan ikan.

7) Ikan fillet dapat dikemas dengan styrofoam yang dibungkus plastic wrap.

4. Penataan produk dairy.

a. Produk dikelompokkan berdasarkan jenis (susu, yoghurt, keju, dan sebagainya) atau kegunannya.

b. Komposisi warna, label, dan merek menghadap ke depan.

c. Pajangan selalu dirapikan, selalu terlihat cukup, dan berkesinambungan.

F. Penataan Produk Fashion dan Sport

1. Prinsip Penataan Produk Fashion dan Sport

a. Produk Baru (New Arrival)

Pada produk baru, pengelompokan dilakukan dengan cara:

1) Menata produk sesuai dengan koleksi.

2) Menata sesuai dengan model dan jenis bahannya.

3) Menata menurut intensitas warna (colour).

4) Menata sesuai dengan ukuran dari tiap-tiap kelompok.

5) Meletakkan produk baru di bagian depan toko.

b. Pedoman Penataan Berkelompok (Grouping Merchandise)

1) Produk Fashion

Untuk mempermudah penataannya, produk fashion dapat dikelompokkan berdasarkan motifnya, seperti polos (plain), bunga-bunga (flowers), kotak-kotak (cheeks), bulat-bulat (polkadot), garis-garis (stripes), dan motif gambar (graphies).

2) Produk Sport

Penataan produk sport dapat dikelompokkan berdasarkan:

a) Merek (brand), seperti tempat pemajangan yang sama untuk sepatu, tas, t-shirt, dan topi dengan merek yang sama.

b) Kategori, misalnya celana panjang, celana pendek, kaos, jersey, jaket, dan lain-lain.

c) Usia konsumen, anak-anak, remaja, atau dewasa.

d) Penggunaannya, seperti untuk renang, basket, sepak bola, senam, dan sebagainya.

e) Style, berupa tulisan, gambar, warna, atau model tertentu.

f) Bahan kain yang digunakan, seperti katun, spandek, poliester, atau lainnya.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan produk sport:

a) Produk terbaru dari tiap-tiap kelompok dipajang di depan, yang agak lama di tengah, sedangkan yang sudah lama sekali ditempatkan pada bagian paling belakang.

b) Tiap-tiap kelompok display dirapikan lagi berdasarkan intensitas warna dan motifnya.

c) Stok dari setiap produk yang dipajang di vocal point harus diletakkan di dekat vocal point.

d) Produk sale, clearance, broken size, dan broken colour tidak boleh dipajang di patung.

e) Gantungan harus sesuai dengan bagian dan semua gantungan di fixture/T-stand letaknya harus searah.

f) Standar jarak hanger satu ke hanger berikutnya adalah 2,5 cm (2 ruas jari).

g) Harus ada persetujuan terlebih dahulu apabila petugas akan memasang fixture, sign, dan peralatan lain.

c. Penataan Produk Tidak Lengkap

Sama seperti produk-produk yang lengkap, prinsip penataan produk-produk tidak lengkap adalah sebagai berikut.

1) Penataan menurut koleksi.

2) Penataan menurut model dan jenis motif (style).

3) Penataan menurut intensitas warna.

4) Penataan menurut ukuran (size).

d. Penggunaan Wagon dan Table Promo

Penggunaan wagon display pada setiap area harus didampingi dengan T-stand untuk memajang sebagian besar dari isi wagon. Dengan T-stand yang ada di sampingnya, warna, model, ukuran, dan jenis motif produk yang ada di wagon akan lebih terlihat. Saat ini, wagon sudah banyak diganti dengan table promo yang hanya berfungsi memajang produk-produk promo atau diskon. Pada umumnya, saat memilih produk, konsumen cenderung membongkar seluruh isi wagon, sehingga menjadi tidak rapi dan membutuhkan waktu lagi untuk merapikannya.

e. Penggunaan Fixture Kombinasi Antara Gondola dan T-stand

1) Usahakan produk dapat menghadap ke depan, sehingga model, warna, dan ukurannya jelas.

2) Apabila cara pertama sudah dilakukan, tetapi stok masih banyak, susunlah display yang tampak dari samping.

3) Apabila cara pertama dan cara kedua sudah dilakukan, tetapi ternyata stok masih banyak, susunlah display dengan melipat produk.

f. Penggunaan Bracket dan Hook Khusus di Pilar

Bracket dan hook dipasang dengan tujuan agar semua produk pada display menghadap ke depan, jika dilihat dari semua sisi pilar. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan apabila stok produk dalam keadaan menurun (under stock).

1) Bracket dan hook di fixture dilepas, kemudian permukaan fixture tersebut diganti fungsinya menjadi vocal point dengan menggunakan gantungan susun atau ditambah dengan tampilan menghadap ke depan (face out).

2) Mengurangi fixture yang ada di counter, kemudian ditata ulang dengan jarak penataan yang lebih lebar dan lenggang.

3) Ambalan diganti dengan media T-stand tunggal atau ganda dan ditata menurut prinsip penataan yang berlaku.

2. Kriteria Penataan Produk Fashion dan Sport

a. Sederhana, tapi menarik perhatian pengunjung.

b. Mempunyai dampak yang dapat dirasakan serasi dengan keadaan toko.

c. Mampu membujuk dan memengaruhi pengunjung untuk membeli produk.

d. Merchandise harus diganti secara berkala sesuai dengan tema.

e. Mengganti produk yang baru (new arrival) secara berkala agar pengunjung tidak bosan.

f. Menjangkau dunia anak-anak (kids) dengan membuat tema tokoh kartun, animasi, dunia fauna, dan sejenisnya.

g. Teknik penataan produk sport menggunakan area counter-active, yaitu teknik pemajangan dengan mendekatkan satu jenis produk dengan jenis yang lain. Contohnya, sepatu dipajang berdekatan dengan celana pendek atau aksesori lain, misalnya kaos kaki, topi, ikat kepala, tas olahraga, atau kaus jersey.

h. Dapat menggunakan maneken, terutama untuk produk yang sedang tren. Penggunaan maneken dapat memberi kesan mewah dan berbeda.

3. Penataan Produk Pendukung Fashion dan Sport

a. Sepatu dan Sandal Dewasa

Sepatu dan sandal dewasa dapat di-display dengan menggunakan cara:

1) Melakukan pengelompokan menurut jenisnya.

2) Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kanan.

3) Memajang jenis ukuran sepatu atau sandal yang sering dipakai.

4) Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.

5) Memberi tanda pada dus pasangan dari sepatu.

6) Memastikan pajangan selalu distok dan terjaga kebersihannya.

7) Mengembalikan pajangan ke tempatnya setelah terjadi pemesanan.

b. Sepatu dan Sandal Anak

Sepatu dan sandal anak di-display dengan menggunakan cara:

1) Melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin.

2) Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kiri dan kanan.

3) Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.

4) Memastikan label pada produk sudah tertempel sebelum produk dipajang.

c. Sepatu Bayi dan Balita

Pemajangan sepatu bayi dan balita lebih sederhana tahapannya karena jenisnya tidak banyak. Pemajangan sepatu bayi dan balita dilakukan dengan cara digantung berdasarkan warna dan modelnya.

d. Aneka Ragam Tas

Teknik pemajangan tas agak berbeda dengan jenis produk fashion yang lain karena setiap jenis tas biasanya hanya terdiri atas satu item. Oleh karena itu, teknik pemajangan tas lebih sering dikelompokkan berdasarkan jenis dan bahannya. Berikut langkah-langkah pemajangan tas.

1) Tas dapat diletakkan di atas ambalan atau table presentation, serta disesuaikan berdasarkan ukuran, jenis, dan warna tas tersebut.

2) Label harga dicantumkan di name tag yang dilekatkan pada tas.

3) Tali tas dimasukkan ke dalam tas atau diikat dengan rapi.

4) Tas dan raknya dibersihkan setiap hari, sehingga tidak berdebu.

5) Tas yang memiliki kantong sebaiknya dihadapkan ke arah depan, sehingga bisa langsung terlihat oleh customer.

6) Brand adalah daya jual suatu produk. Tonjolkan brand tas dengan menghadapkannya ke depan, sehingga bisa langsung terlihat oleh customer.

7) Kategorikan tas berdasarkan jenisnya secara terpisah, misalnya tas ransel, tas tangan, tas anak, dan sebagainya.

e. Ikat Pinggang

Ketentuan display produk ikat pinggang adalah sebagai berikut.

1) Produk biasanya digantung, tetapi ada juga pemajangan yang ditempatkan di meja.

2) Fokus terletak pada warna dan model kepala sabuk.

3) Penempatan counter diusahakan dekat dengan counter tas dan sepatu.

4) Pembolong sabuk dan gunting sabuk harus ada di counter ini.

f. Aksesori

Aksesori yang harganya mahal menggunakan teknik close display, yaitu aksesori diletakkan di dalam etalase terkunci yang hanya bisa diakses oleh bantuan pramuniaga. Sedangkan aksesori yang harganya tidak terlalu mahal menggunakan open display yang dipajang pada single hook atau wall display.

Ketentuan dalam memajang aksesori adalah sebagai berikut.

1) Apabila produk aksesori dipajang di showcase, lampu dan kunci harus tersedia.

2) Sediakan aksesori secara lengkap dengan variasi tingkatan harga.

 

SUMBER 👇🏻

Nuryati, Puji. Utami Hadiyanti., dan Dwi Harti. 2019. Penataan Produk Untuk SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

a. Produk konvenien (convenience goods)

Convenience goods adalah produk yang mudah dicari dan dipakai oleh konsumen. Produk dapat dibeli dengan mudah dan konsumen dapat mencarinya kapan saja ia memerlukannya. Contohnya adalah sabun mandi, rokok, air mineral, dan obat nyamuk.

b. Produk belanja (shopping goods)

Shopping goods adalah produk yang harus dicari dan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum membelinya. Biasanya, konsumen membandingkan fitur, kualitas, atau harga produk. Tetapi, ada juga konsumen yang membeli produk karena ia memperoleh pelayanan yang memuaskan saat ia membeli produk tersebut. Produk belanja terdiri atas:

1) Produk fashion (fashion product).

Fashion product yaitu produk yang mempunyai karakteristik khas atau model tertentu yang akan berganti pada kurun waktu tertentu. Contohnya adalah pakaian, sepatu, dan tas. Dalam penataan produk fashion, aspek keindahan harus diutamakan agar menarik dan memiiliki daya jual yang tinggi.

2) Produk yang memerlukan pemeliharaan (maintenance).

Maintenance yaitu produk-produk yang tahan lama, bernilai tinggi, serta memerlukan pemeliharaan secara berkala. Contohnya adalah alat-alat rumah tangga dan produk elektronik.

3) Produk spesial (specialty goods). 

Speciality goods adalah produk yang memiliki ciri khusus dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu. Konsumen yang ingin memperoleh produk tersebut harus mengeluarkan lebih banyak uang atau waktu. Contoh: lukisan, barang antik, dan mobil mewah.

2. Produk Industri

Produk industri adalah produk yang dibeli untuk diproses lebih lanjut lagi bagi kepentingan industri. Konsumen produk industri adalah perusahaan atau organisasi. Ada lima golongan produk industri, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan Baku

Bahan baku yaitu bahan pokok untuk membuat produk lain, misalnya jerami untuk membuat kertas, karet untuk membuat ban, dan kapas untuk membuat benang.

b. Produk Setengah Jadi

Produk setengah jadi yaitu produk yang sudah dalam proses produksi dan digunakan untuk melengkapi produk akhir. Contoh: benang untuk membuat tekstil, kertas untuk membuat buku, kain untuk membuat baju, serta plastik untuk membuat jok mobil.

c. Perlengkapan Operasional

Perlengkapan operasional yaitu produk yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi ataupun kegiatan lain dalam perusahaan. Perbekalan yang dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama juga dapat dimasukkan dalam kategori ini. Contoh: meja, kursi, lemari arsip di ruang kerja, dan minyak pelumas untuk mesin.

d. Instalasi

Instalansi yaitu alat produksi utama dalam pabrik/perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu relatif lama guna memproduksi suatu produk. Contoh: mesin cetak pada sebuah perusahaan percetakan, mesin penggilingan padi, dan mesin bubut.

e. Peralatan Ekstra

Peralatan ekstra yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Contoh: forklift dalam sebuah pabrik, gerobak, dan truk.

C. Standard Penyusunan SOP (Standard Operating Procedure)/POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan Produk

1. Pengertian dan Fungsi SOP/POS

Penataan produk yang terdapat di supermarket harus mengikuti Standard Operating Procedure (SOP). SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar) untuk menarik perhatian konsumen ketika membeli produk. Keberadaan SOP sangat penting bagi operasional suatu perusahaan. Dengan adanya SOP, perusahaan dapat mengantisipasi berbagai situasi yang dapat terjadi dalam menjalankan bisnis.

SOP ini disusun sejak mendirikan perusahaan. Pada tahap awal, SOP terlihat sederhana. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan dalam menjalankan bisnis, pihak perusahaan akan semakin memperbaiki kelengkapan SOP.

SOP akan memberi arah bagi staf perusahaan dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan kejelasan ruang lingkup, maka job description akan jelas. Hal ini dapat mengantisipasi adanya pekerjaan yang sama dilakukan oleh beberapa orang. Dengan demikian, kinerja staf perusahaan akan terjaga dengan baik dan efektif.

Sesuai dengan perkembangan perusahaan, kompleksitas usaha, serta dinamika yang ada, peran SOP semakin dibutuhkan dalam perusahaan. Hal ini akan menjadi pedoman dalam melakukan proses pekerjaan. Apabila tidak ada pedoman yang baku akan menimbulkan kebingungan di antara karyawan. Banyak permasalahan yang akan timbul, misalnya tahapan atau langkah-langkah seharusnya suatu proses pekerjaan dilakukan, personel yang harus mengerjakannya, personel yang memberi persetujuan, dokumen yang harus disiapkan, dan berbagai permasalahan lainnya yang secara keseluruhan dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi pekerjaan.

Berikut ini merupakan fungsi Standard Operating Procedure (SOP)/Prosedur Operasi Standar (POS) secara spesifik.

a. Memperlancar tugas karyawan atau tim unit kerja.

b. Sebagai dasar hukum jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian.

c. Mengetahui adanya hambatan dalam suatu proses kerja.

d. Menjadi pedoman cara menata produk yang sesuai dengan standar perusahaan.

2. Standar Penyusunan SOP/POS di Supermarket

SOP manajemen retail yang biasa digunakan oleh perusahaan retail antara lain sebagai berikut.

a. SOP Proses Pengadaan Barang

Adanya kesediaan dan stok yang lengkap menjadi salah satu keunggulan bersaing dalam usaha retail. Oleh karena itu, kelengkapan produk dapat menjadi salah satu pilihan penting bagi konsumen atau pembeli untuk menjadi pelanggan. SOP (Standard Operating Procedure) yang harus ditetapkan dalam usaha retail adalah proses identifikasi kebutuhan barang yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian, proses pengadaan stok barang, serta pemeriksaan waktu atau tanggal kedaluwarsa barang.

b. SOP Pelayanan

SOP pelayanan mengatur sikap dan perilaku seorang staf dalam melayani pelanggan. Bagi karyawan baru yang tidak mengerti dan belum paham dunia usaha, maka SOP pelayanan sangat penting untuk dibentuk.

c. SOP Persediaan

Sistem persediaan barang dapat dibagi menjadi dua, yaitu persediaan untuk swalayan dan nonswalayan. Bisnis retail dengan sistem persediaan swalayan artinya menetapkan proses penggabungan stok barang ke area pelayanan. Sistem ini dapat mendorong peningkatan penjualan, namun juga dapat berisiko adanya kehilangan barang. Sementara itu, sistem persediaan pada nonswalayan cenderung memiliki risiko yang rendah. Akan tetapi, harus memperhatikan penataan secara tepat agar dapat menarik pelanggan.

d. SOP Finance Accounting

Kondisi manajemen retail yang terjadi secara cepat mengharuskan pemilik melakukan proses pembaruan harga secara tepat dan akurat. Dalam proses penyusunan SOP finance accounting, pihak manajemen memperhatikan status laporan pembelian dan penjualan barang secara akurat. Selain itu, mereka juga melakukan survei harga untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan bukanlah harga yang tinggi. Apabila hal ini terjadi dapat berisiko beralihnya bisnis atau juga harga yang terlalu rendah, sehingga sulit untuk membeli kembali barang untuk dijual.

3. Melakukan Pelabelan Produk

Sebelum dipajang, biasanya produk terlebih dahulu diberi label. Namun, suatu produk boleh saja tidak diberi label, asalkan sudah memiliki barcode. Label produk harus memuat tanggal penerimaan produk (receiving), kode produk, kode supplier, barcode, harga produk, serta informasi yang sesuai dengan merek, tipe, dan ukuran produk tersebut.

Saat berbelanja di supermarket, konsumen sering menjumpai label harga pada rak toko. Label yang dicantumkan pada rak display inilah yang disebut dengan price card/price label (label harga). Pada price card, biasanya barcode atau code barcode juga dicantumkan.

Ketentuan yang harus diperhatikan pada pelabelan produk, antara lain sebagai berikut.

a. Price card tidak boleh rusak.

b. Price card harus sesuai dengan produk yang dipajang.

c. Price card harus diletakkan tepat di depan fisik produk tersebut.

d. Semua produk yang dipajang memiliki price card dengan memperhatikan hal-hal berikut, yaitu:

1) Bagi produk yang dilabel langsung di produknya, dus tidak diberi label. Pada shelving, dipasang POP yang berisi keterangan merek, jenis, serta harga produk tersebut.

2) Setiap produk yang dipajang harus sudah diberi label harga.

e. Price card ditempel rapi di tempatnya, tidak menutupi produk dan hal-hal penting yang ada di produk tersebut, tidak boleh miring, serta bagi produk yang sama label harganya, label ditempelkan pada tempat yang sama.

4. Langkah-langkah Melakukan Penataan Produk

a. Isi Bagian Depan (Etalase) Toko Terlebih Dahulu

Calon pembeli akan lebih tertarik jika melihat toko yang produknya banyak dan kelihatan penuh karena mereka akan dapat lebih leluasa untuk memilih produk yang mereka inginkan.

b. Perhatikan Warna Produk

Produk dengan warna yang cerah hendaknya ditempatkan di bagian yang paling mudah dilihat oleh pengunjung toko. Selain itu, warna cerah yang diletakkan bersebelahan dengan warna cerah lainnya akan memberi kesan segar dan menarik. Contoh: memadukan warna kuning, oranye, dan merah, sehingga perhatian dari pengunjung toko akan lebih cepat didapatkan.

c. Desain Menarik Sebagai Jangkar

Produk yang tidak atau kurang terkenal, tetapi memiliki desain atau model yang sangat menarik dan inovatif dapat diletakkan berdekatan dengan produk terkenal yang justru didesain dengan biasa saja. Ini adalah strategi dengan menggunakan desain yang menarik sebagai jangkar atau penarik yang disandingkan dengan produk yang sudah terkenal. Harapannya, pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya karena dua alasan, yaitu desain menarik dan merek terkenal.

d. Produk Laris di Bawah

Pada toko ritel, produk yang laris diletakkan di bawah. Hal ini dilakukan karena produk tersebut akan tetap dicari oleh konsumen, tidak peduli di mana produk tersebut diletakkan. Konsumen sudah hafal dengan bentuk produk tersebut, sehingga mudah ditemukan. Sementara itu, produk yang kurang terkenal dapat diletakkan sejajar dengan pandangan mata pengunjung.

e. Kemasan Besar di Kanan

Produk dengan kemasan besar biasanya diletakkan di sebelah kanan. Hal ini dilakukan karena kebiasaan manusia menggunakan tangan kanan, sehingga kemungkinan terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin tinggi.

f. Pengelompokkan Produk

Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada tempat yang berdekatan. Tempatkan juga produk pelengkapnya berdekatan. Hal ini dilakukan untuk membantu mengingatkan pengunjung akan kebutuhannya.

g. Tempatkkan Produk Impulsif di Kasir

Kebiasaan pengunjung saat antre di kasir adalah memperhatikan sekelilingnya. Tempatkan beberapa produk yang unik dan menarik di area kasir. Hal ini dapat mengingatkan pengunjung akan kebutuhannya dan juga menarik pengunjung untuk membeli jika harga produk tersebut terjangkau.

D. Penataan Produk di Supermarket

1. Penataan Produk food (makanan), nonfood (bukan makanan), household (keperluan rumah tangga), toys (mainan), dan stationery (alat tulis) di supermarket.

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan produk food (makanan), nonfood (bukan makanan), household (keperluan rumah tangga), toys (mainan), dan stationery (alat tulis) di supermarket.

a. Produk yang dipajang pada gondola harus terisi penuh. Jika stock produk tinggal sedikit, sebaiknya produk ditata merapat pada bagian depan rak. Hal ini bertujuan menghindari kesan produk tinggal sedikit.

b. Produk dan merek tertentu yang perputarannya cepat (produk fast moving) sebaiknya dipajang lebih banyak. Sementara itu, untuk produk perputarannya lambat (produk slow moving), jumlah produk yang dipajang lebih sedikit. Penempatan produk fast moving sebaiknya berada pada bagian depan yang mudah dilihat oleh konsumen.

c. Apabila produk ditata pada rak susun yang sasaran konsumennya adalah orang dewasa dan remaja, produk dengan kemasan paling kecil diletakkan pada rak atas dan kemasan paling besar diletakkan pada rak paling bawah. Contoh produk dengan sasaran konsumen dewasa dan remaja adalah makanan dan minuman (saus, kecap, minyak goreng, air mineral, minuman kaleng, dan mie instan). Ilustrasi contoh penataan produknya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada rak susun 4, kemasan 250 gram diletakkan paling atas, 400 gram di bawahnya, 750 gram di bawah 400 gram, dan kemasan 1 kg berada pada rak paling bawah.

Ilustrasi contoh penataan produk 👆

d. Label harga dan informasi produk bertujuan menyampaikan informasi harga dan produk kepada konsumen. Label harga diletakkan pada shelving tepat di bawah tiap-tiap produk.

e. Dalam penataan produk (display) pada rak, produk ditata dari kiri ke kanan secara urut, mulai dari ukuran kecil ke besar.

f. Pengelompokkan produk (grouping). Jumlah produk yang ditata pada rak disesuaikan dengan daya jual produk (produk dengan konsumen menengah ke atas, dipajang dalam jumlah terbatas dan diletakkan di showcase), luas area penjualan, dan ukuran rak yang digunakan untuk memajang. Di hypermarket, biasanya satu gondola digunakan untuk memajang satu merek produk saja. Tetapi di supermarket, satu rak dapat digunakan untuk memajang lebih dari satu merek produk. Bahkan, ada juga yang dalam satu rak (shelving) terdapat lebih dari dua macam merek dengan jenis produk yang sama.

g. Memerhatikan bentuk, jenis, dan komposisi warna kemasan (contoh, kemasan botol, kardus, dll).

h. Pemajangan suatu produk semestinya juga memperhatikan tanggal masuk produk tersebut. Hal ini bertujuan menghindari produk yang kedaluwarsa (expired), tetapi masih dijual/dipajang. Dengan menggunakan metode First Expired Date First Out (FEFO), yaitu produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih dekat dipajang pada rak (shelving) bagian depan dan semakin ke belakang untuk produk yang masa kedaluwarsanya semakin lama. Hal ini karena konsumen biasanya mengambil produk di bagian paling depan terlebih dahulu.

i. Produk yang ditata harus dilengkapi dengan price card yang berisi informasi lengkap mengenai produk, seperti nama produk, kode produk, kode supplier/pemasok, harga jual, nomor rak, jumlah minimum stock, dan lain-lain.

2. Penataan produk kosmetik yang berada di area khusus (counter kosmetik).

Penataan produk kosmetik dapat berdampingan dengan produk yang masih berkaitan, seperti produk perawatan tubuh (masker, lulur, hand and body lotion, pembersih muka, parfum, dan sejenisnya). Produk ini ditata menggunakan gondola dan rak. SOP/POS penataan produk kosmetik dengan menggunakan gondola sama dengan penataan produk non-food lainnya.

Produk kosmetik dapat juga dipajang pada satu area khusus, yaitu counter kosmetik. Media dan alat yang biasa digunakan untuk penataannya adalah lemari showcase, palet media make-up, cermin, kuas, dan tisu. Counter bisa menyediakan tempat demo make-up dan ruang facial.

Prosedur SOP/POS penataan produk kosmetik yang berada di area khusus dapat berupa:

a. Produk dikelompokkan berdasarkan mereknya (brand).

b. Kelompok brand yang cukup terkenal dapat diletakkan di depan dan dekat dengan pintu keluar masuk pengunjung (entrance gate), sedangkan yang lainnya agak ke dalam.

c. Produk ditata di showcase palet berdasarkan spesifikasinya.

d. Koleksi yang sering dicari konsumen dan paling laku diletakkan paling atas atau di depan.

e. Media untuk demo make-up tersedia.

f. Kondisi area harus rapi, bersih, dan berkesan mewah (high class).

g. Adanya karyawan (sales promotion girl) yang bertugas menjaga display produk dan memberi informasi bagi pengunjung yang menanyakan hal-hal terkait produk.

E. Penataan Produk Fresh

POS/SOP penataan produk segar tidak jauh berbeda dengan penataan produk supermarket pada umumnya dan fashion. Perbedaannya hanya tertelak pada penggunaan tempat pemajangan produk dan tindakan yang harus dilakukan agar produk tetap segar.

1. Penataan produk sayuran.

a. Kualitas sayuran dapat dilihat dari kesegaran, ikatan ukuran dan jenis, bentuk, serta warnanya. Khusus untuk sayuran daun, ketika warna mulai berubah menjadi kekuningan, itu berarti sayuran tersebut sudah tidak layak untuk dijual.

b. Produk sayuran dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu daun, buah, bunga umbi, atau akar. Pengelompokkan sayuran ini diperlukan karena ada perbedaan tempat untuk produk-produk tersebut. Sayuran berupa buah, bunga, dan akar harus dipajang pada showcase agar lebih tahan lama dan tetap segar. Sebelum dipajang, sayuran berupa bunga dikemas dalam styrofoam yang diberi plastic wrap. Sementara itu, kentang dan bawang bombay harus dipajang pada tempat dengan suhu ruangan yang sesuai. Sayuran umbi dipajang pada alat pajang yang terbuat dari kayu yang biasanya dibentuk kotak atau persegi. Sebelum dipajang, sayuran umbi yang dijual per pack harus dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan plastik atau kemasan yang terbuat dari bahan jala.

c. Arus perputaran pemajangan adalah First in First Out (FIFO), yaitu produk yang masuk pertama dipajang terlebih dahulu agar terjual lebih dulu.

d. Label dan POP (Point of Purcahes) harus terpasang.

2. Penataan produk buah-buahan.

a. Buah yang dipajang harus berkualitas. Kualitas ditentukan dari tingkat kesegaran, keseragaman ukuran buah, serta kondisinya (tidak cacat dan tidak busuk).

b. Warna harus seimbang. Buah yang dipajang harus dikelompokkan berdasarkan warna agar terlihat seimbang.

c. Buah yang dipajang adalah buah yang datang terlebih dahulu agar produk stok awal segera terjual. Metode First In First Out (FIFO) berlaku.

d. Buah yang dikemas menggunakan styrofoam tidak perlu dipasangi POP (Point of Purchase), tetapi setiap kemasannya harus dipasangi label yang berisi informasi nama, berat, dan harga buah tersebut.

e. Buah yang dipajang pada bins dibedakan antara buah lokal dan impor.

f. Buah yang dikemas dipajang pada showcase.

3. Penataan produk daging, ayam, dan ikan.

a. Daging sapi.

1) Daging yang dipajang harus berkualitas, yaitu daging segar dengan warna merah muda (bukan merah tua).

2) Daging dipajang sesuai dengan kelompoknya, dipisahkan dari bahan mentah dan hasil olahan.

3) Daging segar dikemas menggunakan styrofoam dan diberi label yang berisi nama daging, berat, dan harganya. Daging segar dapat berupa daging utuh dan daging giling. Daging segar dapat juga dipajang dengan wadah nampan tanpa dikemas dengan styrofoam, yang bertujuan memudahkan konsumen untuk memilih potongan daging yang dilusinkan.

4) Daging yang dijual di supermarket umumnya berupa daging segar dan daging beku. Daging segar dipajang pada showcase dan daging beku dipajang pada frozen island. Suhu showcase diatur sekitar 16-20 derajat celcius dan frozen island 0-2 derajat celcius.

5) Potongan daging yang berlemak diletakkan di sebelah atas.

6) Menggunakan nampan bersih dan kering untuk peralatan display.

b. Ayam.

1) Daging ayam dapat dikemas utuh atau per bagian, misalnya paha, dada, atau ceker. Bisa juga berupa daging ayam giling.

2) Daging ayam dikemas dengan menggunakan styrofoam dan plastic wrap. Setiap kemasannya diberi label yang berisi nama, berat, dan harganya.

3) Produk olahan ayam juga tersedia.

c. Ikan.

1) Ikan basah dipajang di atas es serut dan dilengkapi dengan lemon dan jeruk nipis.

2) Tersedia aquarium berisi ikan yang dijual dalam keadaan hidup, seperti gurame, lele, dan lain-lain.

3) Di tempat pajangan ikan disediakan mangkuk yang berisi air dan potongan es jeruk nipis untuk cuci tangan konsumen.

4) Produk olahan ikan diletakkan di tempat khusus yang dekat dengan ikan segar.

5) Mencantumkan POP (Point of Purchase).

6) Tersedia tempat khusus untuk mengemas dan membersihkan ikan.

7) Ikan fillet dapat dikemas dengan styrofoam yang dibungkus plastic wrap.

4. Penataan produk dairy.

a. Produk dikelompokkan berdasarkan jenis (susu, yoghurt, keju, dan sebagainya) atau kegunannya.

b. Komposisi warna, label, dan merek menghadap ke depan.

c. Pajangan selalu dirapikan, selalu terlihat cukup, dan berkesinambungan.

F. Penataan Produk Fashion dan Sport

1. Prinsip Penataan Produk Fashion dan Sport

a. Produk Baru (New Arrival)

Pada produk baru, pengelompokan dilakukan dengan cara:

1) Menata produk sesuai dengan koleksi.

2) Menata sesuai dengan model dan jenis bahannya.

3) Menata menurut intensitas warna (colour).

4) Menata sesuai dengan ukuran dari tiap-tiap kelompok.

5) Meletakkan produk baru di bagian depan toko.

b. Pedoman Penataan Berkelompok (Grouping Merchandise)

1) Produk Fashion

Untuk mempermudah penataannya, produk fashion dapat dikelompokkan berdasarkan motifnya, seperti polos (plain), bunga-bunga (flowers), kotak-kotak (cheeks), bulat-bulat (polkadot), garis-garis (stripes), dan motif gambar (graphies).

2) Produk Sport

Penataan produk sport dapat dikelompokkan berdasarkan:

a) Merek (brand), seperti tempat pemajangan yang sama untuk sepatu, tas, t-shirt, dan topi dengan merek yang sama.

b) Kategori, misalnya celana panjang, celana pendek, kaos, jersey, jaket, dan lain-lain.

c) Usia konsumen, anak-anak, remaja, atau dewasa.

d) Penggunaannya, seperti untuk renang, basket, sepak bola, senam, dan sebagainya.

e) Style, berupa tulisan, gambar, warna, atau model tertentu.

f) Bahan kain yang digunakan, seperti katun, spandek, poliester, atau lainnya.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan produk sport:

a) Produk terbaru dari tiap-tiap kelompok dipajang di depan, yang agak lama di tengah, sedangkan yang sudah lama sekali ditempatkan pada bagian paling belakang.

b) Tiap-tiap kelompok display dirapikan lagi berdasarkan intensitas warna dan motifnya.

c) Stok dari setiap produk yang dipajang di vocal point harus diletakkan di dekat vocal point.

d) Produk sale, clearance, broken size, dan broken colour tidak boleh dipajang di patung.

e) Gantungan harus sesuai dengan bagian dan semua gantungan di fixture/T-stand letaknya harus searah.

f) Standar jarak hanger satu ke hanger berikutnya adalah 2,5 cm (2 ruas jari).

g) Harus ada persetujuan terlebih dahulu apabila petugas akan memasang fixture, sign, dan peralatan lain.

c. Penataan Produk Tidak Lengkap

Sama seperti produk-produk yang lengkap, prinsip penataan produk-produk tidak lengkap adalah sebagai berikut.

1) Penataan menurut koleksi.

2) Penataan menurut model dan jenis motif (style).

3) Penataan menurut intensitas warna.

4) Penataan menurut ukuran (size).

d. Penggunaan Wagon dan Table Promo

Penggunaan wagon display pada setiap area harus didampingi dengan T-stand untuk memajang sebagian besar dari isi wagon. Dengan T-stand yang ada di sampingnya, warna, model, ukuran, dan jenis motif produk yang ada di wagon akan lebih terlihat. Saat ini, wagon sudah banyak diganti dengan table promo yang hanya berfungsi memajang produk-produk promo atau diskon. Pada umumnya, saat memilih produk, konsumen cenderung membongkar seluruh isi wagon, sehingga menjadi tidak rapi dan membutuhkan waktu lagi untuk merapikannya.

e. Penggunaan Fixture Kombinasi Antara Gondola dan T-stand

1) Usahakan produk dapat menghadap ke depan, sehingga model, warna, dan ukurannya jelas.

2) Apabila cara pertama sudah dilakukan, tetapi stok masih banyak, susunlah display yang tampak dari samping.

3) Apabila cara pertama dan cara kedua sudah dilakukan, tetapi ternyata stok masih banyak, susunlah display dengan melipat produk.

f. Penggunaan Bracket dan Hook Khusus di Pilar

Bracket dan hook dipasang dengan tujuan agar semua produk pada display menghadap ke depan, jika dilihat dari semua sisi pilar. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan apabila stok produk dalam keadaan menurun (under stock).

1) Bracket dan hook di fixture dilepas, kemudian permukaan fixture tersebut diganti fungsinya menjadi vocal point dengan menggunakan gantungan susun atau ditambah dengan tampilan menghadap ke depan (face out).

2) Mengurangi fixture yang ada di counter, kemudian ditata ulang dengan jarak penataan yang lebih lebar dan lenggang.

3) Ambalan diganti dengan media T-stand tunggal atau ganda dan ditata menurut prinsip penataan yang berlaku.

2. Kriteria Penataan Produk Fashion dan Sport

a. Sederhana, tapi menarik perhatian pengunjung.

b. Mempunyai dampak yang dapat dirasakan serasi dengan keadaan toko.

c. Mampu membujuk dan memengaruhi pengunjung untuk membeli produk.

d. Merchandise harus diganti secara berkala sesuai dengan tema.

e. Mengganti produk yang baru (new arrival) secara berkala agar pengunjung tidak bosan.

f. Menjangkau dunia anak-anak (kids) dengan membuat tema tokoh kartun, animasi, dunia fauna, dan sejenisnya.

g. Teknik penataan produk sport menggunakan area counter-active, yaitu teknik pemajangan dengan mendekatkan satu jenis produk dengan jenis yang lain. Contohnya, sepatu dipajang berdekatan dengan celana pendek atau aksesori lain, misalnya kaos kaki, topi, ikat kepala, tas olahraga, atau kaus jersey.

h. Dapat menggunakan maneken, terutama untuk produk yang sedang tren. Penggunaan maneken dapat memberi kesan mewah dan berbeda.

3. Penataan Produk Pendukung Fashion dan Sport

a. Sepatu dan Sandal Dewasa

Sepatu dan sandal dewasa dapat di-display dengan menggunakan cara:

1) Melakukan pengelompokan menurut jenisnya.

2) Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kanan.

3) Memajang jenis ukuran sepatu atau sandal yang sering dipakai.

4) Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.

5) Memberi tanda pada dus pasangan dari sepatu.

6) Memastikan pajangan selalu distok dan terjaga kebersihannya.

7) Mengembalikan pajangan ke tempatnya setelah terjadi pemesanan.

b. Sepatu dan Sandal Anak

Sepatu dan sandal anak di-display dengan menggunakan cara:

1) Melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin.

2) Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kiri dan kanan.

3) Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.

4) Memastikan label pada produk sudah tertempel sebelum produk dipajang.

c. Sepatu Bayi dan Balita

Pemajangan sepatu bayi dan balita lebih sederhana tahapannya karena jenisnya tidak banyak. Pemajangan sepatu bayi dan balita dilakukan dengan cara digantung berdasarkan warna dan modelnya.

d. Aneka Ragam Tas

Teknik pemajangan tas agak berbeda dengan jenis produk fashion yang lain karena setiap jenis tas biasanya hanya terdiri atas satu item. Oleh karena itu, teknik pemajangan tas lebih sering dikelompokkan berdasarkan jenis dan bahannya. Berikut langkah-langkah pemajangan tas.

1) Tas dapat diletakkan di atas ambalan atau table presentation, serta disesuaikan berdasarkan ukuran, jenis, dan warna tas tersebut.

2) Label harga dicantumkan di name tag yang dilekatkan pada tas.

3) Tali tas dimasukkan ke dalam tas atau diikat dengan rapi.

4) Tas dan raknya dibersihkan setiap hari, sehingga tidak berdebu.

5) Tas yang memiliki kantong sebaiknya dihadapkan ke arah depan, sehingga bisa langsung terlihat oleh customer.

6) Brand adalah daya jual suatu produk. Tonjolkan brand tas dengan menghadapkannya ke depan, sehingga bisa langsung terlihat oleh customer.

7) Kategorikan tas berdasarkan jenisnya secara terpisah, misalnya tas ransel, tas tangan, tas anak, dan sebagainya.

e. Ikat Pinggang

Ketentuan display produk ikat pinggang adalah sebagai berikut.

1) Produk biasanya digantung, tetapi ada juga pemajangan yang ditempatkan di meja.

2) Fokus terletak pada warna dan model kepala sabuk.

3) Penempatan counter diusahakan dekat dengan counter tas dan sepatu.

4) Pembolong sabuk dan gunting sabuk harus ada di counter ini.

f. Aksesori

Aksesori yang harganya mahal menggunakan teknik close display, yaitu aksesori diletakkan di dalam etalase terkunci yang hanya bisa diakses oleh bantuan pramuniaga. Sedangkan aksesori yang harganya tidak terlalu mahal menggunakan open display yang dipajang pada single hook atau wall display.

Ketentuan dalam memajang aksesori adalah sebagai berikut.

1) Apabila produk aksesori dipajang di showcase, lampu dan kunci harus tersedia.

2) Sediakan aksesori secara lengkap dengan variasi tingkatan harga.

 

SUMBER 👇🏻

Nuryati, Puji. Utami Hadiyanti., dan Dwi Harti. 2019. Penataan Produk Untuk SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

146 thoughts on “MATERI – Penataan Produk Sesuai Standard Operating Pocedure (SOP)/Prosedur Operasi Standar (POS)

  1. Kenapa hanya merek brand terkenal saja yg dapat diletakan di depan pintu masuk pengunjung, sedangkan brand-brand lokal atau yg biasa saja tidak kita utamakan?

    1. Tetapi terkadang konsumen mencari brand lokal yang ada di sekitar, dan jika seperti itu akan susah mencarinya dan akan mempersulit konsumen, bagaimana cara mengatasi masalah yang seperti itu?

    2. Merek brand terkenal diletakan di dekat pintu agar menarik konsumen karena brand tersebut sudah banyak diketahui dan banyak peminatnya jadi lebih baik diletakan di dekat pintu.

      Sedangkan brand lainnya bukan tidak diutamakan, tapi diletakkan di dalamnya agar konsumen dapat memilih produk mana yang cocok untuknya.
      Maaf kalo salah 🙏

    3. Pengalaman saya ketika saya ber PKL di tempat swalayan: brand terkenal dipajang di depan karena sering dicari dan digunakan oleh konsumen. Dan jika brand yang kurang terkenal ditaro bagian belakang karena tidak terlalu dibutuhkan oleh konsumen.

    1. Karena sebuah brand yang terkenal sudah mempunyai pasar dengan jangkauan yang sangat luas. Jika brand lokal hanya mencakup daerah yang belum luas.

    1. Tujuan dari penataan produk sendiri yaitu untuk mempermudah konsumen dalam mencari produk yang dibutuhkan. Jadi, jika produk tidak ditata sesuai dengan SOP, maka akan menyulitkan konsumen, dan produk-produk itu terlihat kurang rapi.

    2. Jika produk yang ada dalam supermarket tidak ditata sesuatu SOP, maka perhatian konsumen untuk sebuah keputusan pembelian tidak ada.

  2. “Produk ditata di showcase palet berdasarkan spesifikasinya”, apa yang dimaksud SHOWCASE PALET berdasarkan spesifikasinya dan contohnya bagaimana Bu?

    1. “Produk ditata di showcase palet berdasarkan spesifikasinya”, maksudnya adalah produk ditata di tempat berdasarkan kualitas dan kuantitasnya.

    1. Point of Purchase (POP) adalah elemen promosi seperti pajangan, poster, petunjuk/tanda, dan berbagai materi promosi lainnya dalam toko yang dirancang untuk memengaruhi pilihan pelanggan pada momen pembelian.

    2. POP adalah singkatan dari Point of Purchase yang umumnya berfungsi sebagai display untuk menarik perhatian pelanggan agar mencari tahu lebih lanjut tentang sebuah brand atau dalam hal ini produk ikan.

  3. Mengapa produk dengan konsumen menengah ke atas, dipajang dalam jumlah terbatas dan diletakkan di showcase?

    1. Contoh barangnya itu seperti minuman, makanan, dan pewangi. Pengelompokkan tersebut dilakukan untuk memudahkan konsumen dalam mencari barang.

    1. Sikap seorang staf dalam melayani pelanggan yang baik yaitu seperti memberi kesempatan pelanggan berbicara, mendengarkan baik-baik, ajukan pertanyaan, jangan mendebat pelanggan, jaga sopan santun, ramah dan bersikap tenang menghadapi pelanggan

    2. Sikap dan perilaku seorang staf dalam melayani pelanggan yaitu bersikap sopan santun, ramah kepada pelanggan, membantu pelanggan yang mungkin sedang kesulitan mencari barang, menangani dengan cepat jika ada komplain, memberikan solusi yang tepat kepada pelanggan.

  4. Pada pengelompokkan produk di hypermarket, mengapa biasanya satu gondola digunakan untuk memajang satu merek produk saja?

    1. Untuk pertanyaan dari Desti Nur Safitri, semoga jawaban saya membantu:
      Mengingat Hipermarket adalah bentuk pasar modern yang sangat besar, dalam segi luas tempat dan barang-barang yang diperdagangkan pun banyak jenisnya. Sehingga memungkinkan posisi letak barang menggunakan pemajangan menurut kelompok barang,pemajangan menurut ukuran ,penataan secara horizontal dengan barang yang sejenis dengan merek yang sama .Sehingga barang sejenis /dalam satu merek tersebut dapat terkelompok dengan baik dan tidak tercecer dengan jenis produk lainnya.

    2. Menurut pendapat saya, agar terlihat rapi dan terlihat menarik oleh pelanggan. Karena dalam hypermarket banyak produk. Oleh karena itu, jika pengelompokannya tidak tepat atau tidak sesuai bisa menyebabkan penataan barang berantakan.

    3. Karena setiap produk mempunyai tempatnya sendiri, jika dicampur menjadi satu konsumen akan kebingungan dan pelayananpun tidak akan stabil.

  5. Supaya baranng-barang terlihat rapi dengan cara barang yang terbesar tapi sejenis ditaruh di bawah dan semakin atas barang semakin kecil.
    Penataan tersebut berfungsi supaya barang tidak berantakan dan mudah dalam mencarinya.

    1. Karyawan akan sering berbuat kesalahan dan manajemen menjadi kurang tertata.

      Maaf jika jawaban saya kurang tepat.

  6. Dalam SOP penataan produk sayuran, sebaiknya berapa kali/berapa menit sekali dilakukannya pengecekan kesegaran sayuran yang dipajang di showcase agar sayuran tersebut terjamin selalu kesegarannya?

    1. Menurut pendapat saya, sebelum toko dibuka, sayuran yang dipajang pada showcase harus dicek terlebih dahulu apakah masih segar atau tidak. Dan saat pergantian shift juga bisa dicek kembali untuk memastikan bahwa sayuran yang ada di showcase tersebut masih segar.

  7. Mengingat hipermarket adalah bentuk pasar modern yang sangat besar, dalam segi luas tempat dan barang-barang yang diperdagangkanpun banyak jenisnya. Sehingga memungkinkan posisi letak barang menggunakan pemajangan menurut kelompok barang, pemajangan menurut ukuran, penataan secara horizontal dengan barang yang sejenis dengan merek yang sama.

    1. Adanya SOP bukan sekedar aturan semata, tetapi keberadaan SOP akan membantu proses perkembangan perusahaan, serta kemajuan perusahaan. Dan tentunya semua elemen harus mentaati SOP yang telah dibuat agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Dan apabila SOP tidak diterapkan dengan baik, maka akan berpengaruh pada kinerja SDM, dan akhirnya kualitas produksi juga akan berpengaruh menjadi kurang maksimal. Tujuan adanya SOP juga sebagai peraturan untuk menjelaskan secara rinci agar apa yang akan dilakukan di perusahaan itu sesuai dengan standar dan job desk-nya. Sehingga semuanya akan berjalan secara teratur dan efektif.

    2. Jika SOP tidak diperhatikan dengan baik, bahkan tidak diterapkan, maka jalannya kegiatan perusahaan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan . Memungkinkan adanya kesalahan yang akan terjadi karena ada penyimpangan atau ketidaksesuaian pedoman kerja perusahaan (SOP).

      Neva semoga terbantu dengan ya.

    3. SOP sangat penting bagi perusahaan karena setiap perusahaan memiliki tanggung jawab secara hukum atas setiap kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Secara normatif, pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan keselamatan kerja karyawan sebagai bentuk kewajiban perusahaan. Tanggung jawab tersebut bukan hanya mengenai kerugian yang timbul akibat kecelakaan, tetapi juga memastikan bahwa setiap karyawan yang mengalami cacat karena kecelakaan tidak langsung diputus hubungan kerjanya. Oleh karena itu, maka segala upaya perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Karena dampaknya sangat buruk, bukan saja terhadap karyawan yang mengalami kecelakaan, tetapi juga berdampak pada perusahaan.

    4. Akan sering terjadi kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan, dan akan mengakibatkan proses bisnis perusahaan tidak berjalan sesuai yang direncanakan.

    5. Menurut pendapat saya jika ada karyawan yang tidak memperhatikan sop dalam bekerja maka ia akan sering melakukan kesalahan, tidak konsisten dalam melakukan suatu hal, tidak efisien dan efektif dalam melakukan pekerjaan.

    6. Jika karyawan tidak memperhatikan SOP, maka kegiatan yang akan dilaksanakan pun tidak berjalan lancar, pasti ada kegiatan yang kurang efektif atau dapat dikatakan menjadi berantakan.

    7. Apabila sebuah tugas dilaksanakan tidak sesuai dengan SOP yang ada, maka akan terjadi kesalahan terhadap pelaksanaan tugas tersebut dan akan mengakibatkan proses bisnis perusahaan tdk berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Akibatnya lagi akan memperburuk kondisi perusahaan itu, baik dari segi finansial dan juga manajemennya.

    8. Dalam sebuah perusahaan pasti ada SOP yang harus dijalankan, salah satunya yaitu SOP memiliki peran penting dalam mengatur dan menjelaskan usaha ritel-nya, karena sebagian besar karyawan yang sengaja atau lalai dalam bekerja atau tidak mematuhi SOP yang sudah ditentukan. Maka akan sangat mengganggu dari keseluruhan proses, yang pada akhirnya juga akan semakin berdampak pada proses penyelenggaraan standart operational perusahaan.

    9. Menurut saya jika karyawan perusahaan tidak memperhatikan dan menerapkan SOP, perusahaan tidak akan berjalan sesuai dengan target atau rencana, selain itu juga bisa berakibat memperburuk kondisi perusahaan itu.

    10. Jika karyawan tidak menerapkan atau bahkan tidak menjalan SOP yang telah ditetapkan, maka akan menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan serta mempengaruhi karyawan lainnya untuk melanggar ketentuan SOP yang ada. Hal ini menyebabkan proses kerja yang tidak selaras dan tidak efisien. Oleh karena itu dalam menerapkan SOP pada perusahaan, lakukan diskusi pembuatan SOP bersama karyawan dan ada persetujuan antar dua belah pihak agar mampu menjalankan SOP dengan baik, sehingga perusahaan berjalan dengan selaras.

    11. Jika SOP tidak dijalankan dengan baik, maka kegiatan operasional atau perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar. Karena tujuan dari SOP sendiri adalah menciptakan standardisasi guna memudahkan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan meminimalisir kesalahan.

  8. Jika terjadi kesalahan karena karyawan tidak menjalankan SOP, apakah perusahaan akan bisa menjamin tidak akan mengulagi hal tersebut?

    1. Perusahaan tidak bisa menjamin bila karyawan tidak akan melakukan kesalahan lagi karena karyawan juga seorang manusia yang sewaktu-waktu bisa melakukan kesalahan. Tetapi, perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar karyawannya tidak melakukan kesalahan dengan menerapkan kedisiplinan.

    1. Karena biasanya buah yang dikemas menggunakan styrofoam adalah buah yang sudah dikupas. Buah yang sudah dikupas memiliki waktu yang lebih sedikit untuk dikonsumsi dari pada buah yang belum dikupas. Maka dari itu, buah yang dikemas menggunakan styrofoam tidak perlu dipasangi POP karena setiap hari harganya pun bisa berubah. Cukup diberi keterangan nama buah dan berat.

  9. Jika karyawan tidak menerapkan SOP perusahaan maka perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar karena SOP adalah suatu panduan atau prosedur kerja sistematis yang bertujuan untuk menciptakan standardisasi guna mempermudah para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan meminimalisir kesalahan.

    1. Label produk pada umumnya berisi tentang informasi produk berupa merek produk, bahan baku, komposisi, informasi gizi, tanggal kadaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas.

  10. Hal yang akan terjadi apabila karyawan dalam perusahaan tidak memperhatikan dan menerapkan SOP perusahaan adalah proses bisnis perusahaan tidak berjalan dengan baik dan juga bisa memperburuk keadaan sistem finansial dan manajemen perusahaan.

    1. Supaya produk terlihat rapi sesuai dengan jenisnya, konsumen pun bisa membedakan dan mengetahui jenis-jenis produk lokal dan impor, serta bisa memilih produk mana yang cocok atau sesuai dengan selera konsumen.

    1. Menurut saya dalam suatu perusahaan atau supermarket pasti ada SOP pelayanan. Oleh karena it, karyawan pasti akan melayani seorang pelanggan dengan sebaik mungkin dan akan berusaha memenuhi keinginan pelanggan, sehingga membuat pelanggan tersebut merasa puas dan nyaman dalam berbelanja.

  11. SOP finance accounting bagi pihak manajemen sangat penting agar selalu memperhatikan status laporan pembelian dan penjualan barang secara akurat, serta melacak transaksi keuangan perusahaan secara berkala.

    Seberapa pentingnya sistem keuangan bagi sebuah perusahaan/manajemen dan apa pengaruhnya terhadap jalannya suatu usaha??

    Mohon bantu jawabannya ya teman-teman 🙏

    1. Menurut pendapat saya, sistem keuangan bagi suatu perusahaan atau manajemen itu sangat penting. Karena uang itu untuk mengembangkan usaha, dan tanpa adanya sistem tersebut, maka pengeluaran dan pemasukan dari suatu perusahaan tidak tertata dengan baik.

    1. Agar pembeli dapat mengetahui harga atau keterangan yang ada pada sayuran tersebut. POP dapat menjadi dekorasi yang menarik dalam supermarket, sehingga membuat tampilan display menjadi terlihat lebih rapi dan tertata, dan juga lebih mudah diingat oleh konsumen.

       

  12. Dalam sebuah perusahaan pasti ada SOP yang harus dijalankan, salah satunya yaitu SOP memiliki peran penting dalam mengatur dan menjelaskan usaha retailnya. Jika sebagian besar karyawan sengaja atau lalai dalam bekerja atau tidak mematuhi SOP yang sudah ditentukan, maka akan sangat mengganggu dari keseluruhan proses, yang pada akhirnya juga akan semakin berdampak pada proses penyelenggaraan standart operational perusahaan.

    1. Karena agar konsumen tau asal buah itu dari mana dan biasanya harganya pun berbeda antara buah lokal dan import.

  13. Dari materi tentang penataan produk ini ada sebuah kalimat yg belum saya pahami, “kelompok suatu brand yg terkenal diletakkan paling depan, dan yg lainnya mengikuti”. Pertanyaan bagaimana nasib dari produk suatu brand lainnya yang tidak terlalu terkenal? Mengapa bukan mereka saja yang ditata/display di tempat paling depan?

    1. Menurut pendapat saya brand-brand yang sudah dikenal itu pasti lebih banyak orang yang mencari, jadi diletakkan di paling depan. Dan brand yang belum terkenal itu diletakkan paling belakang, jika ada konsumen yang sudah mengenal brand yang belum terkenal tersebut, maka konsumen juga akan otomatis mencari brand yang diinginkan.

    1. Karena biasanya konsumen akan mencari produk-produk kosmetik yang sudah terkenal, akan tetapi untuk penempatan produk kosmetik yang tidak terkenal di belakang itu kurang tepat. Karena seharusnya produk yang kurang dicari konsumen itu ditempatkan si depan agar konsumen lebih mengenal produk tersebut.

  14. Mengapa produk pokok atau produk yang sudah pasti dibeli seperti beras itu didisplay di rak paling belakang?

    1. Menurut saya karena barang tersebut sudah pasti dibeli, jadi mau diletakan paling belakang pun juga pasti ada yang membeli karena merupakan barang kebutuhan pokok.

    2. Supaya pelanggan tidak cuma tertuju pada barang yang dicari saja.
      Dan penataan sembako seperti beras jg harus jauh dari barang kosmetik.

    3. Menurut pendapat saya produk pokok seperti sembako dan lainnya jika diletakan di bagian belakang itu tidak masalah karena sembako itu termasuk kebutuhan sehari-hari, jadi tidak mungkin kalau konsumen tidak mencarinya. Dan jika produk pokok tersebut tidak ter-dispaly seperti produk lainnya pun produk itu tetap dicari konsumen.

    1. Karena jika penempatan barang yang kecil diletakkan pada bagian bawah rak, maka barang bisa saja tidak dilihat oleh konsumen. Oleh karena itu, penempatan barang dengan ukuran kecil pada bagian atas dan bagian bawah untuk barang yang ukurannya besar.

    2. Supaya barang-barang tidak berantakan, mudah saat mengambilnya,
      dan menjadi enak dipandang karena barang-barang ditata rapi sesuai ukuran.

    3. Agar penempatannya rapi, enak dipandang, dan juga bisa dijangkau oleh konsumen. untuk penempatan barang kecil pada bagian atas dan seterusnya sampai rak ke bawah paling besar.

    4. Agar konsumen mudah dalam mencari barang, supaya keliatan rapi, agar lebih menarik minat konsumen dalam berbelanja.

      Maaf kalo jawaban saya kurang tepat.

  15. Dalam pemasangan label produk biasanya karyawan toko lalai dengan pembaruan harga, berapa lama label harga harus diperbarui?

    1. Menurut pengalaman dan pendapat saya, pembaruan label harga dilakukan setiap awal bulan.
      Contohnya yaitu di Alfamart, karena setiap bulannya pasti ada promo-promo yang menarik. Dan kalau sudah awal bulan label harganya pasti akan diganti karena promo-promo tersebut hanya berjalan 1 bulan dan kadang ada harga yang mengalami kenaikan atau penurunan harga.

    2. Berdasarkan pengalaman saya selama prakerin di Alfamart, pembaruan harga dilakukan paling lambat 2 minggu sekali pada awal bulan saat perubahan harga, dan atau saat melakukan planogram. Harga yang tertera dicetak ulang, untuk meminimalisir adanya harga yang sudah berubah. Dan biasanya jika ada harga yang berubah pasti akan ada e-mail masuk, kemudian nanti dicetak kembali, serta apabila ada produk yang tidak tertera harganya, maka akan dilakukan sisir harga, agar produk tersebut tertera harganya dan memudahkan konsumen mengetahui berapa harga tersebut.
      Serta harus dicek tanggal dicetaknya label prize yang tertera. Apabila sudah melewati satu bulan, biasanya harga akan ditarik kemudian dicetak ulang.

    1. Menurut pendapat saya, dalam swalayan biasanya terdapat stock opname itu bertujuan untuk mengetahui barang mana yang masih banyak dan barang mana yang hampir habis.

      Untuk nonswalayan, karena tidak ada perhitungan stock opname, biasanya akan membeli semua barang yang dijualnya, baik itu masih banyak atau sudah hampir habis.

      Maaf kalo jawaban saya kurang tepat.

  16. Menurut pendapat saya, kelemahannya pada orang yang menjalankan sistem operasional. Karena SOP itu pasti sudah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan hal yang dijalankannya, tinggal orangnya saja yang benar atau tidak dalam melakukan SOP tersebut.

  17. Karyawan yang melanggar SOP akan diberikan peringakatan tertulis atau peringatan secara langsung dan di berikan nasehat supaya tidak mengulanginya lagi.

  18. Apa maksudnya vocal point Bu, dan kenapa stok dari setiap produk yang dipajang di vocal point harus diletakan di dekat vocal point?

  19. Bagaimana jika suatu barang sudah diletakkan dalam rak tapi barang tersebut belum diberi label harga?

    1. Karena jika tidak ada SOP, akan terjadi kecelakaan atau kesalahan dalam kinerja karyawan, dan pada akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri.

    2. Karena SOP sangat membantu kegiatan operasional perusahaan dan mempermudah pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan SOP, seluruh aktivitas perusahaan menjadi teratur dan tertib. Para pegawai tahu apa tugasnya, apa yang tidak boleh dilakukan, dan apa yang harus dilakukannya.

  20. Jika pelanggan menemui barang yang sudah kadaluarsa, sebaiknya kasir meminta maaf dan menggantikan barang tersebut dengan yang baru atau dengan jangka waktu kadaluarsa yang masih lama dan kondisinya pun masih bagus dan belum rusak. Atau, sebelum pembelian produk dilakukan, ada kesepakatan antara pembeli dan penjual jika produk yang dibeli tidak sesuai, pembeli bisa menukarnya lagi ke toko tersebut dengan membawa struk/bukti belanja di toko tersebut.

  21. Menurut pendapat saya karyawan tersebut akan mendapatkan sanksi seperti peringatan tertulis atau denda karena sudah melanggar salah satu SOP di perusahaan.

  22. Jika tidak sesuai dengan ukuran barang, penataan produknya jadi tidak rapi atau berantakan karena tidak sesuai ukuran. Dan pasti pelanggan bisa salah dalam mengambil produk yang diinginkan dari awal. Contoh: yang seharusnya akan mengambil susu UHT 200 ml jadi ngambilnya 150 ml, karena ukuran tidak tersusun rapi.

  23. Bagaimana cara menata produk yang termasuk ke dalam kategori produk spesial agar terlihat menarik oleh pelanggan?

    1. Letakkan produk dengan jelas dan rapi. Atur dengan susunan yang teratur dan menarik, sehingga barang yang berukuran kecil tidak tertutup dengan barang yang berukuran besar. Susun dengan memperhatikan kombinasi warna yang menarik.

    1. Saya bantu menjawab.
      Karena, rokok sangat sensitive terhadap suhu.
      Ketika barang ini dibiarkan tersusun di rak toko dengan suhu yang tidak terkontrol, besar kemungkinan rasa rokok akan berubah jadi tidak enak. Itulah sebabnya rokok diletakkan di rak khusus dengan suhu dan pencahayaan yang ideal dan rokok merupakan barang konsumsi yang dibatasi penggunaannya.
      Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia (dan juga beberapa Negara di dunia), hanya orang-orang dengan usia 18 tahun ke atas yang diperbolehkan mengonsumsi rokok.
      Jadi ketika ada pembeli yang ingin membeli rokok di minimarket, petugas kasir harus memastikan bahwa pembelinya memenuhi kriteria untuk mengonsumsi rokok.

    1. Fungsi label pada suatu barang yaitu untuk memberitahukan konsumen mengenai isi, harga, dan komposisi dari suatu barang/jasa. Selain itu juga sebagai identitas suatu barang atau jasa, sehingga konsumen mengetahui makna/tujuan dijualnya sebuah produk.

  24. Sayuran dan buah harus dipajang pada showcase agar lebih tahan lama dan tetap segar. Berapa lama sayuran dan buah bertahan di showcase?

  25. Kenapa dalam pemajangan atau penataan buah, warna buah yang muda atau yang paling cerah ditempatkan di depan?

  26. Pada metode Frist in First Out (FIFO) yaitu buah yang dipajang adalah buah yang datang terlebih dahulu agar produk stok awal segera terjual. Bagaimana jika produk stok awal tersebut kulitasnya mulai menurun, kemudian tidak kunjung terjual? Di sisi lain, jika stok yang tersimpan dibiarkan lama di gudang, maka produk yang di-display akan berkurang kualitasnya seperti produk sebelumnya. Bukankah metode ini memungkinkan terjadinya kerugian?

  27. Mengapa di bagian meja kasir ada beberapa produk yg diletakkan di sekitar itu? Contoh susu yg dikemas dalam kaleng dan beberapa produk kosmetik juga. Apa tujuannya dan mengapa tidak didisplay pada tempatnya masing-masing?

    1. Meletakkan produk di meja kasir agar pembeli tahu bahwa produk tersebut sedang ada promo dan agar kasir mudah untuk menginformasikan kepada pembeli.

  28. Price card adalah tempat yang digunakan untuk meletakkan daftar harga suatu barang di rak supermarket agar konsumen dapat mengetahui harga dan mahal atau tidaknya suatu barang yang akan mereka beli.

  29. Penempatan buah seperti itu dapat mempengaruhi daya tarik konsumen serta mempengaruhi pula pemikiran konsumen akan kualitas dari buah tersebut.Itu juga merupakan salah satu strategi penempatan produk. Penataan letak barang-barang itu tidak semata-mata didasarkan pada aspek dekoratif, melainkan juga memperhitungkan faktor sifat barang, tingkat kebutuhan, dan kebiasaan berbelanja pengunjung. Dan kebanyakan konsumen akan tetap memilih barang selagi ada yang lebih baik. Maka jika dengan menempatkan buah yang lebih cerah dan lebih muda diletakan di depan/ atas sendiri, tentu akan mempengaruhi penjualan.

  30. Apakah setiap perusahaan memiliki SOP yang sama? Dan bagaimana jika ada karyawan yang tidak melaksanakan SOP?

    1. Tidak semua SOP perusahaan sama persis, dan apabila ada karyawan yang melanggar SOP tersebut bisa dikenakan konsekuensi yang telah ditetapkan di perusahaan masing masing.

    2. Bisa disimpulkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu panduan atau prosedur kerja sistematis yang bertujuan untuk menciptakan standardisasi guna memudahkan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan meminimalisir kesalahan. jika ada karyawan tidak melaksanakan SOP, maka akan mempengaruhi sistem kinerja terhadap suatu perusahaan.

  31. SOP dalam sebuah perusahaan sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan tersebut dan dengan adanya SOP akan sangat membantu proses perkembangan perusahaan. Jika SOP tidak diterapkan dengan baik atau dilanggar, maka akan berdampak pada kinerja Sumber daya manusia perusahaan itu. Dan akan menimbulkan banyak kesalahan yang berujung pada kerugian.

  32. Price Card adalah tempat untuk memasang daftar harga suatu barang di rak supermarket agar orang lebih nyaman untuk berbelanja karena orang yang akan membeli jadi tahu mahal murahnya barang yang dipajang tersebut.

  33. Faktor penyebab perbedaan harga di rak dan kasir yaitu ada kalanya karyawan lupa atau karena banyaknya tugas jadi tidak mengganti label harga di rak dengan label harga yang baru. Selain itu kesalahan karyawan yang salah menaruh label harga, ini hal yang sangat mungkin terjadi dalam satu toko swalayan, ada ribuan atau puluhan ribu barang dengan varian rasa hingga ukuran yang berbeda.

  34. Mengapa suhu showcase diatur harus sekitar 16-20 derajat celcius dan frozen island harus 0-2 derajat celcius?

  35. Apa yang dimaksud dengan fungsi SOP sebagai dasar hukum jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian?

    1. Maksud dari fungsi SOP sebagai dasar hukum jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian yaitu karena SOP adalah sebuah standar Operasional prosedur. Jika jika ada yang melanggar dan melakukan sesuatu yang keluar batas SOP yang telah disepakati maka SOP akan menjadi dasar hukum penyimpangan tersebut.

  36. Mungkin agak sedikit keluar dari materi, untuk SOP pengiriman barang dan pengemasan di bisnis online itu seperti apa?

  37. Jika ingin membeli barang, setiap konsumen pasti ingin mengetahui harga. Jadi, harus dipastikan label harga terpasang dengan benar dan usahakan melakukan pengecekan ulang.

    1. Karena permen salah satu makanan yang banyak disukai orang, tapi tidak semua orang yang pergi ke suatu supermarket hanya untuk membeli permen. Maka dari itu permen diletakkan di dekat meja kasir agar memancing orang untuk membelinya. Selain itu, harga permen yang cukup murah dan cenderung disukai semua orang dapat menjadi alasan pendorong seseorang membeli barang tersebut.

    2. Benda ini diletakkan di dekat kasir untuk memancing keinginan orang agar membelinya. Selain itu, harga permen yang cukup murah dan cenderung disukai semua orang dapat menjadi alasan pendorong seseorang membeli barang tersebut.
      Dengan penempatan yang dekat kasir, harga murah, dan rasanya yang cukup disukai, maka akan semakin sulit bagi seseorang menolak dan menghindari untuk membeli sebungkus permen.

  38. Karena sudah termasuk dalam SOP perusahaan.
    Mengapa harus dari hal terkecil? Karena agar terlihat rapi dan enak dipandang.

  39. Price card adalah tempat untuk memasang atau meletakkan daftar harga suatu barang di rak supermarket. Tujuannya agar orang lebih nyaman saat berbelanja karena mereka dapat mengetahui harga dan mahal atau tidaknya suatu barang yang akan mereka beli.

  40. SOP finance accounting yaitu suatu prosedur pembukuan keuangan, seperti contoh mengklasifikasikan, menganalisis, meringkas, dan mencatat transaksi keuangan seperti pembelian, penjualan, utang, dan piutang.

    1. Wagon adalah gerobak atau gerbong yang ditarik oleh lokomotif atau hewan dari suatu rangkaian kereta. Wagon biasanya lebih mampu memuat banyak muatan dibanding dengan gerobak biasa. Wagon memiliki setidaknya 2 (dua) roda atau lebih dan berukuran besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *