Peralatan display diperlukan untuk menempatkan produk sesuai dengan klasifikasi masing-masing produk. Selain itu, peralatan display akan memudahkan pengelola untuk menatanya dan menampilkan tata letak yang lebh menarik dan kreatif. Contoh: dalam toko handphone diperlukan desain dinding dan meja yang dapat memberikan keamanan bagi poduk sekaligus memberikan kesan mewah dan menarik. Selain membuat tampilan toko menjadi lebih menarik, apa saja fungsi dari peralatan display? Lalu, bagaimana desain toko dapat memengaruhi display? Mari kita pelajari bab berikut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
A. Elemen-elemen Desain Toko
Ada enam elemen utama dalam desain toko, yaitu tata ruang, pencahayaan, warna, musik, aroma, dan suhu/temperatur. Keenam elemen tersebut secara bersama-sama membentuk atmosfer toko. Sebagaimana telah kita ketahui, atmosfer toko merupakan salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam membentuk citra (image) toko, selain personel atau pramuniaga (karyawan), produk yang dijual, pelayanan toko, pelanggan, dan aktivitas promosi toko.
Karena atmosfer positif itu sangat penting, seorang desainer tidak boleh hanya menonjolkan elemen-elemen tertentu, atau bahkan menonjolkan hanya satu elemen dan melupakan kelima elemen lainnya. Tata ruang yang menarik yang tidak diimbangi dengan pengaturan pencahayaan, warna, musik, aroma, dan suhu/temperatur yang baik tidak akan menghasilkan atmosfer toko yang baik. Keenam elemen itu harus diperhatikan secara seimbang. Dengan kata lain, atmosfer toko yang baik dihasilkan melalui penataan yang seimbang keenam elemen tersebut. Sebab, akan sangat menentukan apakah konsumen baru akan datang ke toko atau apakah konsumen lama tetap loyal terhadap toko tersebut.
1. Tata Ruang
Tata ruang itu merupakan aspek komunikasi visual dari toko. Tata ruang harus memanjakan setiap mata yang melihat, atau menarik secara visual. Ada lima elemen dalam desain ruang, yaitu display, signage, graphics, merchandising, dan Point of Sale (POS). Desainer harus memastikan agar kelima elemen tersebut saling mendukung sehingga tercipta ruang toko yang menarik secara visual atau memanjakan mata.
a. Display Produk
Display berarti penataan produk atau barang dagang dengan cara dan strategi tertentu sesuai kondisi tertentu. Itu berarti, display tidak hanya sekedar menyusun dan menaruh barang, tetapi menatanya dengan strategi tertentu agar menarik calon konsumen untuk datang atau mendekat. Umumnya, produk yang di-display adalah produk-produk yang menjadi andalan penjualan atau produk andalan (best seller). Tampilan display sebaiknya tidak berlebihan agar terkesan elegan.
b. Signage
Signage adalah istilah umum untuk setiap jenis tampilan grafis berupa simbol, tanda, lambang, serta tulisan singkat yang mengandung informasi tertentu kepada orang lain. Signage bisa berupa tulisan, gambar, ataupun kombinasi keduanya. Banyak signage didesain hanya menggunakan gambar tanpa tulisan untuk mempermudah penyampaian informasi kepada orang-orang yang menggunakan bahasa yang berbeda. Biasanya, informasi itu bertujuan untuk mempromosikan produk atau brand tertentu (disebut signage promosional), atau juga bertujuan memberi peringatan dan/atau memberi petunjuk singkat tentang sesuatu, seperti arah, letak, dan sebagainya (disebut signage intruksional). Contoh signage: spanduk (banners0, billboards, papan nama, marka jalan, papan informasi.
Saat in, selain signage konvensional seperti contoh-contoh di atas, para pebisnis telah mulai menggunakan signage digital (digital signage), yaitu penyampaian informasi tentang produk atau brand melalui media elektronik dengan menggunakan teknologi LCD, plasma, atau LED. Dibandingkan media konvensional, digital signage membawa beberapa manfaat, antara lain menghemat biaya cetak dan produksi, tampilannya eye catching atau atraktif, serta lebih mudah dan cepat meng-update konten visual.
Secara garis besar, berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan agar signage berperan maksimal dalam mendorong penjualan (Adiwijaya: 2010).
1) Pemilihan Posisi
Posisi favorit biasanya di kaca depan toko atau dinding. Namun, lantai atau atap toko juga dapat digunakan untuk memasang perangkat komunikasi visual.
2) Kondisi Gambar
Pastikan kondisi visual tetap baik, misalnya mengganti gambar yang warnanya sudah pudar atau rusak, membersihkan papan merek toko/produk, dan sebagainya.
3) Update Informasi
Pastikan informasi yang terpasang di perangkat komunikasi visual adalah informasi terkini. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dengan konsumen. Contoh: mencabut visualisasi diskon di kaca toko saat masa diskon sudah selesai, menempatkan visualisasi nama merek produk sesuai dengan layout yang baru, dan sebagainya.
4) Batasan Jumlah
Batasi jumlah komunikasi visual agar konsumen tidak bingung. Sesuaikan jumlah komunikasi visual dengan tujuan penciptaan suasana. Terlalu banyak komunkasi visual justru akan merusak suasana. Tidak ada batasan baku untuk jumlah standar. Hal itu disesuaikan dengan target pasar, positioning toko, serta strategi bauran ritel toko.
c. Grafika (Graphics)
Unsur grafis menjadi penting karena memiliki tujuan mengenalkan brand agar mudah diingat. Oleh karena itu, pihak desainer harus bekerja sama dengan pihak advertising atau desain grafis untuk menciptakan tampilan grafis bagi toko. Hal ini menjadi kekuatan visual sekaligus tetap terkesan informatif terhadap produk. ateri grafis yang diperlihatkan pada produk-produk utama toko akan semakin menegaskan daya tarik produk.
Dalam menampilkan display yang langsung berkesan (first impression) dari sisi luar harus diperhatikan desain jendela toko (shop window) sebagai perantara visualnya. Beberapa ritel mendesain jendela untuk memperlihatkan beberapa atau keseluruhan produk yang dijual.
d. Penyediaan Produk (Merchandising)
Merchandising adalah kegiatan pengadaan/penyediaan barang-barang di dalam toko pada jenis, tempat, waktu, jumlah, dan harga yang tepat untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel (Ma’ruf, 2005). (Merchandise adalah produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya).
Defini ini kemudian dikenal sebagai “The Five Rights of Merchandising”, yaitu sebagai berikut.
1) Right Merchanising
Right merchandising yaitu jenis, model, merek, warna, ukuran, dan lainnya yang ingin dibeli oleh konsumen.
2) Right Place
Right place yang tidak hanya berarti lokasi toko yang tepat, tetapi juga barang apa saja yang selayaknya ada di suatu toko dan tempat pemajangannya yang tepat di toko.
3) Right Time
Right time artinya barang tersedia di toko saat konsumen mencari/membutuhkannya.
4) Right Quantities
Right quantities yaitu barang tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan/permintaan konsumen.
5) Right Prices
Right prices artinya harga barang pada tingkat yang wajar dan bersaing.
e. Point of Sale (POS)
POS adalah waktu dan tempat terjadinya transaksi jual-beli di toko ritel. Di POS, kasir menghitung jumlah pembayaran, menunjukkan jenis dan jumlah pembelian ke pembeli, menyerahkan faktur (invoice) ke pembeli, menawarkan berbagai pilihan pembayaran, serta menyerahkan bukti pembayaran disertai cetakan daftar barang yang dibeli (receipt). The point of sale juga sering disebut the point of service karena fungsinya tidak hanya menjual, tetapi juga mengembalikan barang yang sudah dibeli karena suatu alasan atau melakukan pemesanan barang. Untuk itu, di POS biasanya tersedia, barcode scanner, layar monitor, keyboard, cash drawer, tempat menggesekkan kartu kredit dan debit, alat timbang, serta mesin kasir (cash register).
POS mengelola semua operasional penjualan aktual, seperti bisnis ritel atau grosir. Namun, meskipun pada umumnya sama, perangkat lunak POS untuk grosir sedikit berbeda dari ritel. Perbedaan utamanya adalah adanya werehouse system (sistem gudang) yang terintegrasi pada grosir. Pada grosir, penjualan dilakukan dengan mengirimkan pesanan, sedangkan pada ritel, pelanggan melihat produk dan memutuskan untuk membelinya saat mereka berkunjung ke toko/supermarket. Selain itu, POS grosir memerlukan penanganan volume data yang besar, sedangkan POS ritel memerlukan penanganan volume data yang cepat dan kuat. Pelanggan grosir biasanya pelanggan reguler yang mungkin saja tidak selalu datang ke toko untuk membeli. Biasanya, mereka memberi tahu kebutuhan kasar mereka terlebih dahulu terhadap sampel yang diberikan oleh pedagang. Setelah sampel dan harganya disetujui, pesanan baru bisa dikonfirmasi. Pada ritel, pemrosesan harus dikemas lebih cepat dan kebutuhan pun harus jelas karena pelanggannya tidak reguler.
2. Pencahayaan
Elemen pencahayaan meliputi:
a. Teknik Penataan Tata Cahaya
Pencahayaan menjadi aspek penting pada toko. Pencahayaan digunakan untuk menyoroti suatu objek di area toko dan menerangi keseluruhan area toko. Pencahayaan dapat membangun pandangan positif konsumen terhadap produk yang pada akhirnya akan mendorong pembelian. Pencahayaan juga dapat digunakan untuk menyoroti tata letak toko serta membawa konsumen berkeliling di area toko dan melihat lebih banyak barang.
Tingkat kecerahan pencahayaan pada toko akan memengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, pencahayaan yang redup akan memberi kesan nyaman bagi konsumen daripada yang terlalu terang. Ritel jasa seperti cafe umumnya menggunakan cahaya yang redup untuk menciptakan suasana yang romantis dan menyenangkan (cozy). Adapun restoran keluarga menggunakan cahaya terang sehingga suasana keakraban dapat tercipta.
Pelanggan menjadi lebih terstimulasi ketika pencahayaan dalam ruangan dianggap sangat cerah, yang mempercepat keputusan pelanggan membeli produk. Biasanya, department store dan toko-toko di Indonesia menggunakan lampu pijar untuk memberikan kesan hangat dan menyenangkan.
Pencahayaan di dalam toko juga dapat digunakan untuk menyorot produk yang dipamerkan. Hal ini bisa menarik perhatian pelanggan. Sebuah toko ritel dengan suasana lembut dan lampu terang menyoroti produk tertentu akan mendorong ketertarikan pelanggan terhadap produk ini serta memotivasi mereka untuk melakukan pembelian.
Selain menstimulasi belanja, menciptakan lingkungan yang nyaman, dan menyorot produk tertentu, pencahayaan bisa juga berfungsi menyembunyikan kelemahan rancangan toko, misalnya dengan penggunaan cahaya redup.
b. Model Pencahayaan
Secara umum, penerangan ruang (general lighting) toko sebaiknya menggunakan cahaya tinggi. Sementara itu, teknik backlighting adalah meletakkan sumber cahaya di belakang objek untuk memperoleh performa berkas cahaya impresif dari depan. Down lighting adalah teknik pencahayaan dari langit-langit yang digunakan untuk penerangan area sirkulasi. Adapunuplighting adalah berupa pencahayaan yang mengarah ke atas dengan tujuan menciptakan kesan tinggi.
Pencahayaan pada elemen dinding dapat menggunakan teknik wall washing. Hal ini bertujuan menonjolkan objek di dinding, memperjelas karakter fisik dinding sendiri (wujud, tekstur, warna, dan semacamnya), serta menciptakan kesan “ruang”.
Penataan cahaya yang benar dan variasi warna yang indah akan menimbulkan kesan indah pada barang dan mewah. Selain itu, sistem pencahayaan (lighting) harus mempertimbangkan perubahan warna dan penataan ruang seiring waktu dan tern.
Model-model pencahayaan antara lain sebagai berikut.
1) Ambient Lighting
Ambient lighting atau general lighting adalah pencahayaan utama yang menyediakan penerangan utama ke seluruh bagian toko. Pada jenis pencahayaan ini, umumnya lampu diletakkan di tengah-tengah ruangan dengan ukuran watt yang lebih besar agar cahaya yang dihasilkan dapat tersebar secara sempurna ke seluruh ruangan. Namun, jika ruangan terlalu besar, lampu dipasang di beberapa titik. Contoh lampu yang biasa digunakan pada general lighting adalah lampu downlight.
2) Local Lighting (Pencahayaan Lokal)
Local lighting adalah pencahayaan yang mendukung terlaksananya suatu kegiatan. Oleh karena itu, disebut juga task lighting. Distribusi cahaya task lighting terfokus pada area yang digunakan untuk kegiatan. Salah satu contoh penggunaan task lighting adalah lampu tambahan yang dipasang di dekat kasir untuk mendukung kegiatan di kasir.
3) Accent Lighting (Pencahayaan yang Berfungsi Sebagai Aksen)
Pencahayaan jenis ini digunakan untuk membuat sudut dan barang tertentu menjadi menonjol, seperti lampu sorot, lampu tersembunyi, atau lampu track. Pencahayaan seperti ini dapat mengarahkan pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu. Oleh karena itu, disebut juga focus lighting. Lampu yang digunakan adalah lampu spotlight yang dapat membiaskan cahaya yang kuat dan menghasilkan fokus pada objek yang dituju.
4) Natural Lighting (Sinar Matahari/Cahaya Bulan)
Bila didesain sejak awal, pemanfaatan sinar matahari dapat membuat ruangan menjadi terang.
5) Pencahayaan Khusus
Pencahayaan khusus di isni berupa teknik highlighting dan silhouetting biasanya digunakan untuk mempromosikan iklan agar lebih terlihat jelas dibandingkan latar belakangnya. Sementara itu, silhouetting menekankan fitur khusus objek sekaligus menghilangkan silau (glare).
3. Warna
Penggunaan warna yang tepat akan memberikan kepercayaan bahkan mendorong konsumen untuk tanpa berpikir panjang membuat keputusan pembelian di toko.
a. Dampak Warna Toko Pada Pembeli
Berikut empat dampak warna toko pada pembeli saat berbelanja:
1) Mengundang pembeli datang ke toko.
Warna-warna kalem seperti jingga dan cokelat dapat lebih mengundang pembeli untuk datang. Sementara warna-warna seperti hijau dan biru dapat memberikan dampak tenang. Jingga membuat konsumen lebih bahagia. Pembeli yang bahagia cenderung lebih lama memilih barang di toko. Warna jingga dan cokelat di malam hari dapat terlihat seperti kotak perhiasan dan sangat mengundang pembeli untuk datang.
2) Membuat pembeli nyaman berada di toko.
Dibandingkan mewarnai toko dengan warna yang disukai, lebih efektif memilih warna sesuai konsep toko yang diinginkan. Contoh: Jika Anda ingin menghidupkan suasana pantai di toko, gunakan tema pantai yang didominasi warna biru, hijau, dan warna pasir. Hal itu akan membuat pembeli nyaman dan betah berada di toko.
3) Membuat pembeli tertarik ke produk tertentu.
Warna terang seperti kuning dan merah mencuri perhatian konsumen dan membuatnya berhenti pada produk tertentu. Itu lantaran kuning merupakan warna pertama yang ditangkap retina. Sementara warna merah identik dengan berhenti. Pembeli cenderung lebih boros saat terdapat warna merah di toko.
4) Membuat pembeli mengenali merek tertentu.
Warna ternyata dapat meningkatkan kesadaran pembeli pada merek tertentu. Warna toko dapat diasosiasikan dengan warna merek dari sejumlah perusahaan yang membuat pembeli lebih mudah mengenalinya.
b. Memilih Warna yang Cocok Untuk Bisnis
Berikut ini pengetahuan mengenai memilih warna yang cocok untuk bisnis.
1) Merah
Warna ini melambangkan suatu kekuasaan, sifat yang agresif, energik, provokatif, dan menarik perhatian. Warna merah akan cenderung menarik perhatian calon pelanggan lebih kuat dari warna lainnya. Menggunakan warna ini sebagai warna dominan dalam bisnis bukanlah sesuatu yang salah, tetapi tetap dengan porsi yang sesuai atau imbang dengan penggunaan warna lainnya. Bisnis yang sesuai menggunakan warna ini adalah bisnis kuliner/makanan, bisnis teknologi, transportasi, dan agrikultur.
2) Biru
Warna ini menggambarkan suasana yang sejuk dan dapat dipercaya. Juga menggambarkan kebersihan, keamanan, perintah, inspirasi, sabar, sensitif, bijaksana, dan segar. Bisnis yang cocok untuk menggunakan warna biru adalah bisnis energi, keuangan, dirgantara, teknologi, kesehatan, dan agrikultur.
3) Hijau
Memiliki penggambaran yang hangat, sejuk, dan juga mengundang, warna hijau dikatakan sebagai warna yang serbaguna. Wrna ini juga menandakan kesehatan dan lingkungan. Bisnis yang cocok menggunakan warna ini antara lain seperti bisnis energi, usaha makanan, kesehatan, agrikultur, dan perumahan.
4) Kuning
Kuning digambarkan sebagai warna yang kuat. Mengapa demikian? Karena warna kuning mampu menggambarkan rasa percaya diri. Warna kuning juga memberikan perhatian yang lebih kepada pelanggan Anda. Kuning juga memiliki arti lain, seperti optimis, harapan, filosofi, menggembirakan, kaya, menghidupkan, bijaksana, cerdas, dan kemasyuran.
Bisnis energi, kuliner, dan properti sangat cocok menggunakan warna dengan dominasi warna kuning.
5) Merah Muda/Pink
Jika Anda ingin membuka sebuah usaha yang menargetkan pasar wanita, warna pink sangatlah diajurkan. Sebab, bagaimanapun juga wanita pasti memiliki sifat feminin diialam dirinya. warna pink juga terlihat sangat menyenangkan dan benar-benar mencerminkan keperempuanan.
6) Ungu
Warna ini menggambarkan sebuah sifat mewah, glamor, canggih, nostalgia, misteri, dan spiritual. Juga merupakan warna kerajaan karena terlihat sempurna dan elegan Bisnis keuangan, teknologi, dan kesehatan sangat cocok menggunakan warna ini.
7) Emas
Warna emas menggambarkan suatu sifat elegan dan prestisius. Warna emas sangat berpengaruh jika dikombinasikan dengan warna ungu atau hijau. Emas melambangkan kekayaan, kemakmuran, keberhargaan, dan harapan.
8) Orange
Orange merupakan warna yang menggambarkan suatu energi. Orange juga menggambarkan sifat penuh vitalitas, keceriaan, humoris, dan fun. Bisnis teknologi dan kesehatan sangat cocok menggunakan warna ini.
9) Cokelat
Selain menggambarkan nuansa alam, warna cokelat juga menggambarkan sifat bersahaja dan relaksasi. Kenyamanan dan kesederhanaan yang diciptakan warna ini sangat cocok untuk bisnis fashion, transportasi, agrikultur.
10) Hitam
Hitam menjadi warna yang netral dan serbaguna. Warna hitam juga menjadi warna pilihan untuk menggambarkan suatu sifat elegan, menarik, atau santai. Warna hitam juga menggambarkan sifat kekuatan, kemewahan, misteri, dan keagungan. Bisnis yang sangat cocok menggunakan warna ini adalah industri fashion, teknologi, dan transportasi.
11) Putih
Warna yang menggambarkan sifat kesucian, mulia, bersih, dan lembut ini sangat cocok digunakan untuk bisnis fashion dan juga kesehatan.
4. Musik
Musik sangat memengaruhi kehidupan manusia. Ada tiga bagian musik, yaitu hentakan (beat), ritme, dan harmoni. Bagian beat memengaruhi tubuh dan tubuh akan bergerak menyesuaikan hentakan musik. Bagian ritme memengaruhi jiwa atau suasana hati. Semakin teratur ritme musik, semakin tenang jiwa seseorang. Harmoni atau melodi memengaruhi kognisi manusia. Secara kognitif, musik memengaruhi seberapa baik kita memproses informasi.
Tempo musik adalah salah satu faktor yang memengaruhi arus lalu lintas di dalam toko. Musik yang lebih lembut biasanya diputar di pagi hari. Lalu, temponya meningkat secara berkala sejalan dengan makin sibuknya toko.
Satu hal yang pasti, musik yang disetel di toko harus mencerminkan identitas toko dan sasaran konsumen toko. Dengan demikian, tipe musik yang disetel di toko untuk tiap-tiap toko tidak harus sama. Toko-toko pakaian remaja, misalnya, dapat menggunakan jenis musik hip-hop yang diputar dengan keras untuk menarik minat para remaja. Konsumen remaja akan menikmati setiap hentakan musik hip-hop sambil melihat dan memilih pakaian. Selain itu, ritme musik hip-hop akan mendorong pengambilan keputusan pembelian konsumen remaja yang cenderung emosional ata cenderung tanpa berpikir panjang dalam mengambil keputusan. Di sisi lain, butik pakaiannkelas atas melakukan pilihan jenis musik yang berbeda. Musik yang biasa digunakan di tempat ini adalah musik instrumental atau musik klasik yang diputar lembut untuk menciptakan atmosfer tenang.
5. Aroma
Secara biologis, aroma berpengaruh langsung terhadap otak manusia. Hidung manusia memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000 jenis aroma yang berbeda. Tidak seperti indera yang lain, aroma merupakan satu hal yang langsung diproses ke berbagai sel otak tanpa harus melewati bagian otak sentral terlebih dahulu. Aroma memengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood atau suasana hati, emosi, ingatan, dan bahkan kesehatan kita.
Aroma memiliki daya rangsang lebih besar terhadap emosi. Bahkan, 75% emosi yang kita rasakan sehari-hari dipengaruhi oleh penciuman. Pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu berbelanja ketika lingkungan berisi musik yang bagus dan beraroma (Yalch et.al. dalam Hussain dan Ali, 2015). Bau yang sedap kerap diasosiasikan dengan lingkungan yang bersih, nyaman, mutu barang yang bagus, serta pelayanan yang lebih memusakan.
Contoh penerapan aroma di dalam toko ritel adalah aroma berbasis gender. Jika Anda menjual produk perempuan, seperti baju, tas atau aksesori, buatlah ruangan tersebut beraroma lebih ‘feminin’ lengkap dengan dekorasi yang terlihat lebih girly. Intinya ialah toko ritel perlu menentukan aroma yang spesifik dan khusus yang sekaligus menjadi ciri khasnya.
B. Alat Bantu Display Supermarket
1. Perlengkapan Display Supermarket
Perlengkapan display dalam supermarket adalah sebagai berikut.
a. Stock Keeping Unit (SKU)
Stock Keeping Unit (SKU) adalah suatu tulisan yang berisi keterangan mengenai nama produk, harga, nomor price Look Up Unit (PLU) suatu produk, baik yang dibeli maupun dijual oleh perusahaan. Sering juga disebut dengan nama lain, sebagai part number, product number, atau product identifier.
SKU dipakai dalam informasi stok barang perusahaan. SKU menjadi pembeda suatu item dengan yang lain. SKU juga sering dicetak dalam barcode untuk memudahkan perusahaan melakukan inventarisasi stock.
Manfaat SKU antara lain sebagai berikut.
1) Identifikasi Spesifikasi Barang
Pada usaha ritel, satu jenis barang akan memiliki spesifikasi yang beragam, mulai dari merek, tipe, ukuran, warna, dan sebagainya. SKU akan mudah dalam mengidentifikasi setiap jenis barang.
2) Menjaga Ketersediaan Barang
Dalam usaha ritel, ketersediaan barang dagang sangat penting. Tiap-tiap barang akan diberikan kode SKU sesuai spesifikasinya agar pergerakan barang, dari sejak diterima dari pemasok, dijual ke konsumen, hingga informasi tentang kondisi rusak, dapat dipantau.
3) Melacak Lokasi Barang
Pada usaha ritel, akan sangat mudah kita temui suatu toko memiliki lebih dari satu gudang penyimpanan. Penerapan SKU yang jelas dan tepat akan memudahkan pelaku usaha untuk mengetahui tempat penyimpanan suatu barang.
4) Mengidentifikasi Profitabilitas Suatu Barang
Penerapan SKU yang tepat akan menghasilkan suatu informasi yang detail apakah suatu barang telah memberi keuntungan atau tidak, lengkap dengan spesifikasinya (merek, jenis, ukuran, warna, dan sebagainya). Infromasi seperti ini bermanfaat dalam pengambilan keputusan tentang barang dengan spesifikasi mana yang terus diinvestasikan dan yang mungkin harus dikurangi atau bahkan dihentikan penjualannya.
b. Point of Purchase (POP) Display
Point of purchase (POP display) adalah suatu area yang didesain khusus untuk menangkap perhatian konsumen potensial terhadap produk khusus yang ditampilkan di tempat itu. Hal itu karena POP display memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung, bahkan menimbulkan keinginan untuk dapat memiliki produk yang dipromosikan. POP display akan memberikan highlight terhadap produk dengan maksud menarik perhatian konsumen. POP display bisa berupa signage sederhana atau bentuk display lain yang lebih rumit, seperti standing display. Umumnya, POP display berada di dekat pintu keluar.
1) POP display yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a) Mencantumkan data (misalnya harga, nama barang, merek, dan lain-lain).
b) Ukuran disesuaikan dengan barang yang di-display.
c) Tulisan jelas dan rapi.
d) Warna menarik.
e) Komunikatif.
f) Dapat diberi variasi.
2) Di supermarket, pemasangan POP display biasanya untuk keperluan-keperluan sebagai berikut.
a) Floor display.
b) Barang baru.
c) Berhadiah.
d) Barang kurang laku/belum dikenal.
e) Barang yang kurang terlihat dari pandangan.
f) Dinner set produk.
g) Package deal.
h) Produk musiman.
i) Harga promosi.
j) Diskon khusus (special discount).
c. Price Look Up Unit (PLU)
PLU adalah nomor identitas barang yang berfungsi untuk komputerisasi. PLU dibuat untuk produk produsen, tetapi jika suatu produk belum dilengkapi barcode, pihak pengelola supermarket membuat PLU untuk setiap item barang yang di-display. PLU dapat berupa harga barang dan barcode yang dibuat pengelola supermarket, dapat pula berupa kode barang dan harga barang.
2. Peralatan Display Supermarket
a. Gondola
Gondola adalah tempat memajang produk yang kedua sisinya terdiri dari rak-rak (shelving) yang disusun dari atas ke bawah. Tinggi dan ukuran gondola berbeda-beda, tergantung jenis toko dan luas ruangan.
b. Shelving
Shelving merupakan bagian dari gondola yang berupa rak-rak yang disusun dari atas ke bawah. Dalam satu gondola biasanya terdiri dari beberapa shelving di kedua sisinya. Jumlah shelving dalam gondola berbeda-beda, tergantung tinggi setiap gondola.
c. Wagon
Wagon adalah box besar yang digunakan untuk menata produk-produk yang sedang promo. Contoh: untuk mendisplay buku tulis dan tempat pensil menjelang tahun ajaran baru, peralatan rumah tangga dari melamin, dan sebagainya.
d. Showcase
Showcase adalah alat pajang yang berupa produk daging segar, sosis, dairy, ikan segar, dan sebagainya. Produk-produk yang di-display dalam showcase adalah produk yang masuk kategori expire date (kedaluwarsa) pendek.
e. Showcase Chiller
Showcase chiller adalah peralatan display untuk memajang buah, daging, sayur, dairy dan produk segar yang lain kecuali produk-produk yang dipajang dalam showcase.
f. Backwall
Backwall adalah media promosi yang biasa digunakan sebagai latar belakang (background) sebuah acara atau pameran produk, yang berisi gambar, nama acara atau talkshow, hingga brand yang mensponsori acara tersebut. Bentuknya rangka spider, berbahan alumunium, dilengkapi dengan troly case, poster berbahan sticker dilapisi pvc, serta ditambahi magnet di sekelilingnya agar bisa menempel ke besi penyangga rangka. Backwall sangat praktis karena dapat dibawa kemana-mana (portable). Umumnya, backwall memiliki dua tipe yang bisa dipilih sesuai selera, yakni backwall curve yang berbentuk melengkung atau backwall straight yang berbentuk lurus. Fungsi backwall hampir sama dengan fungsi gondola.
g. Single Hook
Single hook adalah peralatan display berupa gantungan yang digunakan untuk memajang produk makanan, peralatan rumah tangga (misalnya sendok sayur, pisau, parutan keju, saringan), serta perlengkapan pribadi (misalnya sikat gigi, sisir, alat cukur, peralatan pedicure dan manicure).
3. Alat Bantu Display Produk Fashion
a. Manekin
Manekin yaitu patung seluruh badan yang digunakan sebagai alat bantu memajang dan memperkenalkan produk baru.
b. Half Torso
Half torso yaitu patung untuk memajang pakaian yang hanya setengah badan.
c. Presentation Table
Presentation table yaitu meja yang digunakan untuk memajang produk sample/contoh.
d. Backwall
Backwall yaitu dinding yang digunakan untuk memajang barang.
e. Waterfall
Waterfall yaitu besi yang dipasang di tembok dengan arah menurun dan berfungsi untuk menggantung hanger.
f. Platform
Platform adalah body display yang terbuat dari plastik berbentuk pipih.
g. Wagon
Wagon yaitu kotak tempat menata produk yang sedang promo.
h. Dress Making
Dress making yaitu hanger yang khusus digunakan untuk memajang pakaian setelan.
i. Fixture
Fixture yaitu sarana/alat untuk menggantung pakaian yang digantung yang berbentuk huruf T. Fixture terdiri atas T-Stand ganda dan T-Stand tunggal. T-Stand adalah media untuk menggantung hanger yang berbentuk T.
j. Gawang
Gawang yaitu alat untuk menggantung pakaian yang digantung berbentuk seperti gawang.
k. Hanger
Hanger yaitu alat untuk menggantung produk.
l. Swastika
Swastika yaitu T-Stand ganda yang mempunyai empat arah.
m. Ambalan
Ambalan yaitu rak yang disusun untuk memajang pakaian yang dilipat.
n. Single Hook
Single hook yaitu peralatan display yang berfungsi untuk menggantung produk, seperti dasi, topi, ikat pinggang, kaos kaki, aksesori untuk wanita (sisir, jepit alis, ikat rambut, pemotong kuku, bros, gelang, cincin, anting, dan lain-lain).
o. Fitting Room
Fitting room atau kamar pas yaitu sebuah tempat atau ruang yang disediakan oleh sebuah toko/supermarket untuk mencoba apakah pakaian yang diminati pas atau sesuai dengan ukuran tubuh atau tidak.
p. Bracket
Bracket yaitu media untuk memasang ambalan televisi plat, yang biasanya dipasang di dinding, pilar (tiang), dan dak.
4. Merchandiser Display (MD)
MD atau Merchandiser Display adalah salah satu bagian dari tim promosi yang bertugas men-display atau memajang produk di etalase toko dengan baik. Produk yang tertata rapi di etalase selain sedap dipandang mata juga akan meningkatkan penjualan jika ditata sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau dan ditemukan oleh pembeli. Inilah alasan bagian merchandiser display (MD) perlu ada di setiap toko/supermarket.
Dengan pemajangan yang rapi dan menarik, pengunjung bisa tertarik untuk melihat dan membeli meskipun sebelumnya tidak berencana membeli produk tersebut. Dengan kata lain, pemajangan yang rapi dan menarik bisa memicu impulse bulying.
Pekerjaan personel merchandiser display tidak terlihat di pasar modern, tetapi juga di toko-toko ritel dan pasar-pasar tradisional.
Tim merchandiser display juga bertugas memasang alat-alat promosi produk, seperti stiker, spanduk, banner, dan lain sebagainya. Mereka adalah “pasukan darat”-nya toko, sementara “pasukan udara”-nya diperankan melalui iklan di TV, radio, atau internet.
Untuk lebih jelasnya, tugas dan tanggung jawab Merchandiser display (MD) adalah sebagai berikut.
a. Memajang, men-display, merapikan, dan menata produk.
b. Menjaga kebersihan produk yang dipajang.
c. Menjalankan semua program promosi perusahaan.
d. Membantu menjaga stok produk dan memperlebar shelving di etalase modern market/tradisional market.
e. Membuat hasil laporan yang ditentukan oleh perusahaan.
f. Melakukan kunjungan ke toko sesuai dengan rencana kerja.
g. Memberikan informasi tentang produk baru.
Sumber:
Harti, Dwi. Puji Nuryati dan Utami Hadiyati. 2018. Penataan Produk. Jakarta: Erlangga.
Saya mau bertanya single hook itu seperti apa ya Bu?
Bu saya mau tanya, apa yang dimaksud wagon pada alat bantu display produk fashion?
Saya mau bertanya Bu, Apa yang dimaksud dengan shelving?
Bu saya mau tanya, wagon itu fungsinya untuk apa?
Half torso itu seperti apa ya Bu?
Apa saja manfaat Swastika Bu?